Momen terakhir komunikasi Zahra dengan sang ayah pun diungkap Prasetyo saat dirinya dihubungi via telepon.
Dalam percakapan tersebut, Zahra meminta pada ayahnya untuk mengganti ponsel miliknya.
Bagi Prasetyo, anak adalah segalanya oleh sebab itu dirinya telah menyiapkan apa yang jadi permintaan sang anak.
Tragedi Susur Sungai Sempor
Kepada TribunJogja, Prasetyo mengaku berniat memberikan ponsel tersebut saat Zahra libur sekolah.
Namun takdir berkata lain, pada hari Jumat, nyawa Zahra tak terselamatkan saat mengikuti kegiatan susur sungai yang diadakan oleh pembina Pramukanya.
“Sudah saya siapkan handphone itu, rencananya libur Sabtu-Minggu saya antar. Tapi Jumat saya mendengar kabar (Zahra jadi korban susur sungai re)," ucap Prasetyo.
Mendengar Zahra menjadi satu diantara 10 korban tewas dalam kegiatan susur sungai, Prasetyo langsung mengendarai sepeda motornya dari Surabaya menuju Sleman.
Perjalanan dari Surabaya ke Sleman menggunakan sepeda motor memakan waktu cukup lama, yakni sekitar 4 jam, 42 menit.
"Saya langsung pulang dari Surabaya naik motor,” katanya.