Follow Us

Takut Dibunuh Saat Terlelap Oleh Kawannya, Napi Teroris Bom Dubes Australia Ini Tak Tidur Beberapa Hari, Hassan: Saya Was-was, Foto Wajah Saya Diganti Gambar Anjing...

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Jumat, 21 Februari 2020 | 16:00
Takut Dibunuh Saat Terlelap Oleh Kawannya, Napi Teroris Bom Dubes Australia Ini Tak Tidur Beberapa Hari, Hassan: Saya Was-was, Foto Wajah Saya Diganti Gambar Anjing...
Kolase BBC Indonesia

Takut Dibunuh Saat Terlelap Oleh Kawannya, Napi Teroris Bom Dubes Australia Ini Tak Tidur Beberapa Hari, Hassan: Saya Was-was, Foto Wajah Saya Diganti Gambar Anjing...

Sosok.ID - Menyesali perbuatan yang membuat banyak korban jiwa berjatuhan adalah hal yang dirasakan oleh narapidana terorisme ini.

Dirinya telah sadar apa yang diperbuatnya tersebut salah hingga ada korban jiwa berjatuhan.

Ahmad Hassan, adalah seorang napiter (narapidana terorisme) yang ikut merencanakan beberapa kasus bom di Indonesia.

Yang utama adalah saat dirinya andil bagian dalam upaya meledakan bom di depan kantor Kedutaan Besar Austalia di Jakarta pada September 2004 silam.

Baca Juga: Main Grepe-Grepe Tangan Suaminya Saat Syuting, Tantri Kotak Semprot Nikita Mirzani di Depan Kamera Hingga Pukulan Mendarat di Tubuh Ardan

Dirinya kini telah menyesali perbuatannya hingga akhirnya menandatangani dokumen setia terhadap Republik Indonesia (RI).

Namun hal tersebut bukan membuat masalahnya telah selesai walau dirinya telah divonis hukuman mati oleh pengadilan.

Dirinya dengan beberapa rekan yang menjadi otak tindak terorisme beberapa tahun silam itu sempat was-was saat satu sel dengan teroris lainnya.

Sebab beberapa orang yang dulu menjadi rekannya dalam melancarkan aksi terorisme di tanah air tersebut melakukan sumpah untuk mendukung Islamic State of Iran and Suriah (ISIS).

Baca Juga: Komentari Akun Perlindungan Anak, Remaja Ini Curhat Selama 8 Tahun Selalu Dihajar Ibu Kandungnya Lantaran Hal Sepele, Bahkan Uang Saku Pun Cari Sendiri: Kami Dipukul di Depan Tetangga...

Kejadian itu saat dirinya berada satu sel dengan delapan teroris lainnya pada kurun waktu tahun 2014 lalu.

Source : Kompas.com, BBC Indonesia

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya

Latest