"Kalau trembesi itu kualitasnya sudah kualitas anti rayap, anti air. Kalau untuk mahoni dia lebih untuk ke mebel, untuk dibuat alat-alat musik, seperti gitar, stik drum itu kebanyakan pemain perusahaan biasa produksi alat musik pakai mahoni. Kenapa? karena suara dari kayu mahoni lebih merdu, lebih bagus, dibanding jenis kayu lain. Jadi harga jualnya lumayan," ujar Abdul.
Meskipun begitu, pihak Pemprov DKI melalui Saefullah memastikan, 191 batang pohon yang ditebang demi proyek revitalisasi sisi selatan Monas, Jakarta Pusat, tidak dijual.
Menurutnya, batang-batang kayu dari pohon Monas yang ditebang, tak memiliki nilai jual.
"Oh enggak, enggak (dijual). Saya yakin enggak ada nilainya," ujar Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (4/2/2020).
Meski demikian, Saefullah mengaku tidak mengetahui keberadaan batang-batang pohon yang ditebang dalam proyek tersebut.
Adapun kebijakan revitalisasi kawasan Monas yang digaungkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, sempat dijegal dan terhenti.
Tak hanya dari kalangan masyarakat, dari anggota DPRD Jakarta hingga pihak Istana Negara sempat melakukan penolakan terhadap proyek tersebut.
Pasalnya, pada 27 Januari 2020, Anies Baswedan dianggap pihak istana belum lolos beberapa prosedur untuk melakukan proyek tersebut.
Dikutip dari Kompas.com, pihak Istana Negara melalui Menteri Sekertariat Negara Pratikno, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Raktyat Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa revitalisasi kawasan Monas sering dilakukan oleh gubernur Jakarta sebelum-sebelumnya.
Namun, dari semua gubernur yang pernah menjabat, hanya Anies Baswedan yang tidak mengantongi izin.