Sosok.ID - Sekitar 200 pohon di sisi selatan Monumen Nasional (Monas) yang ditebang dalam proyek revitalisasi oleh Pemprov DKI Jakarta, dipertanyakan keberadaannya.
Polemik revitalisasi Monas muncul seiring publik mengetahui kebijakan kontroversial Anies Baswedan yang memutuskan untuk menggunduli pohon di Monas.
Padahal, selama bertahun-tahun, pohon-pohon Monas dianggap memiliki peran yang sangat penting sebagai paru-paru Ibu Kota Indonesia.
Ditengah-tengah debu dan asap dengan indeks mengkhawatirkan di jalanan kota Metropolitan, rindangnya pohon Monas memberikan keteduhan bagi para pengunjungnya.
Sayangnya, wilayah yang diduga bakal menyisakan ruang untuk wilayah resapan air, justru telah dibeton, berubah menjadi pelataran panas nan gersang.
MenurutKepala Seksi Pelayanan Informasi UPK Monas, Irfal Guci,sisi selatan Monas yang tengah dibangun akan digunakan sebagai plaza upacara.
Berjalan tanpa mengantongi izin dari Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi meminta agar Pemprov DKI Jakarta menghentikan sementara proyek revitalisasi Monas.
Sementara itu, Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Saefullah menyatakan berdasarkan hasil rapat koordinasi, proyek revitalisasi Monas akan dihentikan sementara sampai mendapat persetujuan Komisi Pengarah.
Kerangka pembangunan plaza upacara di sisi selatan Monas terlihat sudah hampir rampung.
Meskipun begitu, wujud ratusan pohon Monas yang disebut bakal dipindahkan dan ditanam kembali, masih dipertanyakan keberadaannya.