Dalam sebuah konferensi pers pada hari Rabu sore, Dr Catton mengatakan bahwa menumbuhkan virus adalah 'bagian dari teka-teki' utama dalam menemukan vaksin - tetapi memperingatkan ada jalan panjang sebelum virus ini diberantas.
Nantinya, para ilmuwan akan menguji setiap vaksin potensial dan melihat reaksinya terhadap virus di laboratorium.
Harapan Penemuan Vaksin Corona
Hasil duplikat virus yang dilakukan ilmuwan Australia, disebut pra dokter dapat digunakan sebagai materi kontrol yang akan membantu kepentingan diagnosis.
Duplikat ini membantu para dokter sehingga dapat mengembangkan tes pra diagnosis untuk mendeteksi keberadaan virus pada setiap orang yang bahkan belum memunculkan gejala apapun.
Dikutip dari Kompas.com, ilmuwan Julian Druce berkata bahwa timnya telah bekerja snagat keras untuk memahami tentang virus corona 2019-nCoV.
"Kami mengamati selama 10-12 jam, baru selesai pukul 2.00 pagi. Kami telah merancang dan merencanakan latihan seperti ini selama beberapa tahun. Inilah yang dibangun Doherty Institute," kata Druce.
"Karena sudah berlatih sejak lama, kami bisa mendapat hasilnya pada hari Jumat. Ini untuk diagnosis, deteksi, pengurutan, dan isolasi pasien," imbuhnya.
Catton, seorang ahli patologi mengatakan, 2019-nCoV adalah virus tingkat tiga, yang artinya virus tersebut berbahaya. Namun tidak semematikan virus Ebola.
Sementara itu, meskipun jumlah korban terinfeksi jauh lebih banyak dibanding wabah SARS (dan kemungkinan akan terus bertambah), namun tingkat kematian akibat virus corona dikatakan Catton, jauh lebih rendah dibanding wabah SARS di tahun 2002-2003