Follow Us

Lebih Parah dari Wabah SARS 17 Tahun Lalu, Ilmuwan Mati-matian Ciptakan Vaksin Penangkal Corona, Peneliti di Australia Malah Duplikat Virusnya, Ternyata Ini Tujuannya!

Rifka Amalia - Sabtu, 01 Februari 2020 | 06:00
Ilmuwan terkemuka Doherty Institute, Julian Druce (kanan) dengan wakil direktur Doherty Institute Mike Catton (kiri).
Doherty Institute via Daily Mail

Ilmuwan terkemuka Doherty Institute, Julian Druce (kanan) dengan wakil direktur Doherty Institute Mike Catton (kiri).

Sosok.ID - Para ilmuwan Australia melakukan terobosan global dengan menjadi yang pertama kalinya menumbuhkan virus corona di laboratorium.

Ilmuwan Australia dikabarkan tengah berusaha menduplikat virus corona yang dikenal sangat berbahaya, di sebuah laboratorium dengan keamanan yang tinggi.

Mereka menyebut ini sebagai sebuah langkah besar menuju penemuan vaksin.

Hasil "terobosan signifikan" ini akan dibagikan pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan harapan dapat membantu upaya diagnosa dan menangani virus corona.

Baca Juga: Takut Kondisinya Dilaporkan ke Orang Tua, Remaja 14 Tahun Ini Berkali-kali Diperkosa Pelatih Futsalnya Hingga Harus Jalani Rehabilitasi, KPAI Ambil Tindakan Tegas

Hingga Jumat (31/1/2020), virus corona telah merenggut 213 nyawa, menginfeksi 9776 orang, dan tersebar di 21 Negara di luar China.

WHO juga telah menetapkan status darurat internasional terkait virus corona.

Pasalnya, pertumbuhan virus corona telah melampaui wabah SARS pada tahun 2002-2003.

Melansir Kompas.com, wabah SARS tau Severe Acute Respiratory Syndrome merupakan sindrom pernapasan akut parah, yang menewaskan sejumlah 774 orang di seluruh dunia.

Baca Juga: Tinggal 5 Hari Sah Berumah Tangga, Pria Ini Batalkan Pernikahannya Gegara Sang Wanita Telah Hamil Dengan 3 Pria Berbeda

Sementara jumlah terinfeksi mencapai lebih dari 8.000 orang dalam kurun waktu sembilan bulan (November 2002 sampai Juli 2003).

Sementara virus corona, sejak kemunculannya pada Desember 2019, telah menginfeksi lebih dari jumlah terinfeksi wabah SARS di tahun 2002-2003.

Source : Daily Mail, kompas.com

Editor : Tata Lugas Nastiti

Baca Lainnya

Latest