Sosok.ID - Peta penyebaran epidemik virus Corona di China semakin meluas.
Melansir Kompas.com, sampai Jumat (31/1/2020) Virus Corona yang pertama kali menyebar di Kota Wuhan, China ini telah memakan korban jiwa sebanyak 212 orang.
Besarnya angka kematian yang disebabkan oleh virus Corona yang berawal dari Kota Wuhan, China ini membuat Badan Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya mengumumkan hal ini sebagai darurat global.
Dilansir Sosok.ID dari kantor berita AFP via Kompas.com, Jumat (31/1/2020) jumlah angka kematian akibat penyebaran virus patogen dengan kode 2019-nCoV ini terus meningkat.
Bahkan sampai hari ini sudah ada sebanyak 7700 kasus infeksi yang terjadi akibat Virus Corona.
Padahal selama ini otoritas China telah melakukan berbagai pendekatan untuk menekan titik penyebaran virus.
Termasuk mengisolasi kota dampak epidemik dan mengeluarkan larangan travel.
Diketahui, virus Corona pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, provinsi Hubei, China Tengah.
Penyebaran virus mematikan ini pertama kali diumumkan secara luas pada 31 Desember 2019 lalu.
Tepat satu bulan pasca pertama kali diumumkan, virus ini telah menginfeksi lebih dari 7700 orang di 20 negara dengan 212 kasus kematian.
Di tengah kengerian dunia terhadap dampak virus mematikan ini, kabar mengejutkan datang dari mulut Walikota Wuhan, Zhou Xianwang.
Dilansir Sosok.ID dari The Wall Street Journal via World of Buzz dan The Guardian, Jumat (31/1/2020) tepat 5 hari yang lalu pada 26 Januari 2020, Walikota Wuhan, Zhou Xianwang mengaku bahwa penyebaran virus mematikan ini adalah kesalahannya.
Pasalnya, pada saat penyebaran virus pertama kali terjadi, pemerintah kota Wuhan memilih untuk menyembunyikan dan bungkam soal informasi ini kepada publik luas.
Sebagai Walikota Wuhan, Zhou Xianwang merasa harus memberitahukan hal ini kepada masyarakat luas sebelum berdampak lebih buruk.
Namun sebagai pejabat pemerintah daerah, akses geraknya terbatas oleh pemerintah pusat di Beijing.
Melansir The Wall Street Journal dan The Guardian, berdasarkan peraturan yang berlaku, Walikota Wuhan tak bisa melakukan apapun sebelum mendapat perintah dan persetujuan dari pemerintah pusat.
"Sebagai pejabat pemerintah daerah, setelah menerima informasi ini, saya masih harus menunggu otorisasi dari pemerintah pusat sebelum mengambil tindakan massal," jelas Walikota Wuhan, Zhou Xianwang.
Masalahnya adalah, ketika pemerintah Kota Wuhan masih menunggu proses otorisasi dari pusat untuk bertindak, informasi tersebut membuat warganya panik.
Dikutip Sosok.ID dari The Wall Street Journal via World of Buzz, sebanyak 5 juta penduduk Wuhan berhasil melarikan diri sebelum pemerintah pusat menurunkan perintah isolasi kota.
Terkait pengakuannya yang mengejutkan ini, Walikota Wuhan, Zhou Xianwang meminta maaf secara terbuka kepada publik lewat siaran langsung.
Tak hanya meminta maaf, Walikota Wuhan juga berencana untuk bertanggung jawab atas kasus ini.
Banyaknya kritik dan protes yang dilayangkan warganya pasca pengakuannya ini membuat Walikota Wuhan, Zhou Xianwang bersedia bertanggung jawab penuh.
Ia bahkan menyatakan bersedia untuk copot jabatan selama keputusannya itu dapat membantu warganya bebas dari bencana epidemik ini.
Walikota Wuhan juga bersedia nama baiknya tercemar dan selamanya tercatat sebagai penjahat dalam sejarah.
"Saya dan rekan saya Ma Guoqiang bersedia menerima segala tanggung jawab yang harus ditanggung.
Jika pada akhirnya warga memiliki seseorang yang lebih bisa diandalkan, saya dan rekan akan bersedia turun dari jabatan," ungkap Walikota Wuhan, Zhou Xianwang seperti yang dikutip Sosok.ID dari World of Buzz.
(*)