Tepat satu bulan pasca pertama kali diumumkan, virus ini telah menginfeksi lebih dari 7700 orang di 20 negara dengan 212 kasus kematian.
Di tengah kengerian dunia terhadap dampak virus mematikan ini, kabar mengejutkan datang dari mulut Walikota Wuhan, Zhou Xianwang.
Dilansir Sosok.ID dari The Wall Street Journal via World of Buzz dan The Guardian, Jumat (31/1/2020) tepat 5 hari yang lalu pada 26 Januari 2020, Walikota Wuhan, Zhou Xianwang mengaku bahwa penyebaran virus mematikan ini adalah kesalahannya.
Pasalnya, pada saat penyebaran virus pertama kali terjadi, pemerintah kota Wuhan memilih untuk menyembunyikan dan bungkam soal informasi ini kepada publik luas.
Sebagai Walikota Wuhan, Zhou Xianwang merasa harus memberitahukan hal ini kepada masyarakat luas sebelum berdampak lebih buruk.
Namun sebagai pejabat pemerintah daerah, akses geraknya terbatas oleh pemerintah pusat di Beijing.
Melansir The Wall Street Journal dan The Guardian, berdasarkan peraturan yang berlaku, Walikota Wuhan tak bisa melakukan apapun sebelum mendapat perintah dan persetujuan dari pemerintah pusat.
"Sebagai pejabat pemerintah daerah, setelah menerima informasi ini, saya masih harus menunggu otorisasi dari pemerintah pusat sebelum mengambil tindakan massal," jelas Walikota Wuhan, Zhou Xianwang.
Masalahnya adalah, ketika pemerintah Kota Wuhan masih menunggu proses otorisasi dari pusat untuk bertindak, informasi tersebut membuat warganya panik.
Dikutip Sosok.ID dari The Wall Street Journal via World of Buzz, sebanyak 5 juta penduduk Wuhan berhasil melarikan diri sebelum pemerintah pusat menurunkan perintah isolasi kota.