Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Nyaris Rp 300 Juta, Inilah Berkah Munculnya Raja-Rajaan di Indonesia, Sinuhunnya Buntung, Rakyat Ketiban Untung!

Rifka Amalia - Kamis, 30 Januari 2020 | 15:20
Wahyu Agung Santoso (Kaos Merah) Penjahit Seragam Keraton Agung Sejagat di Bantul Rabu (29/1/2020)
KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO

Wahyu Agung Santoso (Kaos Merah) Penjahit Seragam Keraton Agung Sejagat di Bantul Rabu (29/1/2020)

Sosok.ID - Kerajaan Keraton Agung Sejagat (KAS) yang berlokasi di Desa Pogung, Jurutengah, Bayan, Purworejo, telah runtuh di tangan Kepolisian Daerah Jawa Tengah.

Rajanya yang disebut sebagai Sinuhun Totok Santosa Hadiningrat (42) dan Ratu Fanni Aminadia (41) digelandang pihak kepolisian pada Selasa (14/1/2020).

Keduanya ditangkap karena telah menyebarkan berita bohong kepada masyarakat.

Kerajaan yang dibuat oleh Totok ini, juga diketahui sempat memiliki klaim macam-macam.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Mencla-mencle, Kemana Perginya 200 Pohon Monas Korban Kebijakan Gubernur Anies Baswedan?

Mulai dari mengaku sebagai penguasa akhir Imperium Majapahit, menyebut PBB sebagai bagian dari kerajaannya, bakal mengubah tatanan sistem politik dunia, hingga mengklaim Pentagon sebagai dewan keamanan KAS, alih-alih Amerika.

Usai diciduk Polres Purworejo dan Polda Jateng, Raja dan Ratu KAS yang ternyata bukan suami istri tersebut, ditahan oleh pihak aparat kepolisian.

Usai keruntuhnannya, lokasi bekas kerajaan KAS mulai ramai didatangi pengunjung.

Warga setempat dan bahkan dari luar Purworejo berbondong-bondong mendatangi Desa Pogung, seolah-olah hendak menonton sebuah pagelaran/festival besar disana.

Baca Juga: Semakin Menyebar Luas Hingga ke 19 Negara di Dunia, Seorang Pria Dikabarkan Terkena Virus Corona Padahal Tak Pernah ke China, Ternyata Ini Penyebabnya!

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam kunjungannya ke KAS pada Selasa (21/1/2020), bahkan sempat mencetuskan idenya untuk mengelola bekas lokasi KAS dan menjadikannya destinasi wisata.

Sinuhunnya buntung, rakyat kebagian untung.

Pasalnya, lokasi tersebut lantas ramai digunakan untuk berjualan oleh para pedagang.

Mereka mengambil kesempatan emas untuk meraih pundi-pundi rejeki.

Baca Juga: Tidak Selalu Tepat, Indonesia Bisa Kena Problem Serius Jika Beli Jet Tempur Rafale dari Prancis

Namun siapa sangka, munculnya Keraton Agung Sejagat, justru membuat warga satu ini ketiban rejeki.

Melansir Kompas.com, seseorang penjahit asal Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta bernama Wahyu Agung Santoso, mengaku senang lantaran seragam yang digunakan pasukan KAS adalah buatannya.

Wahyu merupakan pemilik produsen seragam Putro Moelyono Drumband.

Selain senang karena mendapat ratusan pesanan seragam dari Ratu KAS, ia juga mengaku senang karena seragam yang ia produksi, kerap masuk televisi nasional.

Baca Juga: Berani Bersumpah dan Ancam Bakal Penggal Kepala Jokowi, Pria Ini Berkelit Sebut Cuma Ikut-Ikutan, Hakim: Kan Bisa Spontan yang Lain, Jokowi Ayo Makan Siang Misalnya...

Menurut Wahyu, oleh seorang temannya, ia diberitahu bahwa seragam buatannya masuk televisi, Senin (13/1/2020).

"Saya lihat TV kok ternyata seragamnya dipakai seperti itu. Ya perasaannya kaget-kaget senang saya Mas saat itu," ucap Wahyu, Rabu (29/1/2020), dikutip dari Kompas.com.

Koko, panggilan akrab Wahyu, menuturkan sejak itu banyak warga yang datang ke tempatnya hanya untuk berfoto dengan seragam tersebut.

Koko menuturkan bahwa seragam KAS, pertama kali dipesan oleh Fanni Aminadia pada November 2019 melalui whatsapp.

Baca Juga: Gantikan Pengantin Pria yang Tak Datang di Resepsi Pernikahan, Ayah Mempelai Wanita Ini Nangis di Pelaminan, sang Putri Harus Habiskan Malam Pertama di Rumah Sakit

Sultan Brunei Darussalam (Kiri), Sinuhun Keraton Agung Sejagat (Kanan), menggunakan seragam yang terlihat mirip satu sama lain.
Tribun Bangka/Kompas.com

Sultan Brunei Darussalam (Kiri), Sinuhun Keraton Agung Sejagat (Kanan), menggunakan seragam yang terlihat mirip satu sama lain.

Tak heran jika seragam Sinuhun dan Ratu KAS terlihat mirip dengan seragam yang pernah dikenakan raja Brunai Darussalam.

Rupaya, Fanni memang menginginkan desain seragam demikian.

Seragam dan topi yang dipesan oleh Fanni, harus memiliki tulisan Keraton Agung Sejagat di bagian pundak, yang dituliskan dalam aksara jawa.

Sementara topinya berlambang logo PBB dengan bintang dan mahkota.

Baca Juga: Prabowo Subianto Sebut Rusia Selalu Bantu Indonesia di Masa-masa Sulit, Negeri Beruang Langsung Nyatakan Siap Pasok Mesin Perang ke TNI

Menariknya, jumlah seragam yang dipesan oleh Fanni, mencapai 297 setel plus 5 setel seragam khusus untuk raja, ratu, dan anak.

Seragam tersebut dibandrol dengan harga Rp 900.000 per seragam, dan Rp 600.000 per seragam khusus.

Jika ditotal secara keseluruhan, maka total pesanan Keraton Agung Sejagat mencapai Rp 271 juta. Hampir menyentuh angka Rp 300 juta.

Koko mengaku tak tahu menahu tujuan pembuatan seragam tersebut, ia mengira seragam itu akan digunakan untuk kegiatan drumband.

Baca Juga: Bak Istana Berkonsep Kerajaan, Rumah Sepupu dari Presenter Kondang Ini Senilai Nyaris Rp 300 Miliar, Ternyata Ini Isinya!

"Saya tidak sempat tanya, seragam ini untuk apa. Karena saya kira untuk drumband atau kegiatan kebudayaan itu, kan rata-rata yang buat ke sini untuk itu," ujar Koko.

Sementara Koko juga menyampaikan bahwa tak ada kendala dalam masalah pelunasan seragam yang dipesan oleh KAS.

"Pertama itu dia transfer Rp 25 juta dan setiap 3 hari sekali transfer itu sampai lunas. Jadi kalau masalah pembayaran alhamdulilah tidak ada kendala," jelas Koko, dikutip dari Kompas.com, Kamis (30/1/2020).

(*)

Source :Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x