Sosok.ID - Sekitar 200 pohon di sisi selatan Monumen Nasional (Monas) yang ditebang dalam proyek revitalisasi oleh Pemprov DKI Jakarta, dipertanyakan keberadaannya.
Polemik revitalisasi Monas muncul seiring publik mengetahui kebijakan kontroversial Anies Baswedan yang memutuskan untuk menggunduli pohon di Monas.
Padahal, selama bertahun-tahun, pohon-pohon Monas dianggap memiliki peran yang sangat penting sebagai paru-paru Ibu Kota Indonesia.
Ditengah-tengah debu dan asap dengan indeks mengkhawatirkan di jalanan kota Metropolitan, rindangnya pohon Monas memberikan keteduhan bagi para pengunjungnya.
Sayangnya, wilayah yang diduga bakal menyisakan ruang untuk wilayah resapan air, justru telah dibeton, berubah menjadi pelataran panas nan gersang.
MenurutKepala Seksi Pelayanan Informasi UPK Monas, Irfal Guci,sisi selatan Monas yang tengah dibangun akan digunakan sebagai plaza upacara.
Berjalan tanpa mengantongi izin dari Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi meminta agar Pemprov DKI Jakarta menghentikan sementara proyek revitalisasi Monas.
Sementara itu, Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Saefullah menyatakan berdasarkan hasil rapat koordinasi, proyek revitalisasi Monas akan dihentikan sementara sampai mendapat persetujuan Komisi Pengarah.
Kerangka pembangunan plaza upacara di sisi selatan Monas terlihat sudah hampir rampung.
Meskipun begitu, wujud ratusan pohon Monas yang disebut bakal dipindahkan dan ditanam kembali, masih dipertanyakan keberadaannya.
Pasalnya, Pemprov DKI agaknya kurang konsisten dalam memberikan pernyataan mengenai jumlah pohon yang menjadi korban revitalisasi.
Berapa Jumlah Pohon Korban Revitalisasi Monas?
Melansir Kompas.com, Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Monas, Muhammad Isa Sarnuri pada Kamis (16/1/2020) meyebutkan bahwa sebanyak 190 pohon di pelataran selatan Monas, telah dipindahkan ke pelataran timur dan Monas sebanyak 85 pohon.
Sementara menurut Isa, sisa pohon lainnya dalam kondisi rusak dan tidak terawat.
Adapun pada Senin (20/1/2020), jumlah pohon korban revitalisasi Monas meningkat menjadi 205 pohon.
Pernyataan ini disampaikan oleh Isa sebagai ralat dari pernyataannya yang pertama.
Isa menuturkan bahwa sebanyak 150 pohon berukuran besar dipindahkan ke sisi selatan, sementara 55 pohon kecil dipindahkan ke bagian barat dan timur.
Pada Jumat (24/1/2020), versi Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah, menyebutkan bahwa terdapat 85 pohon yang dipindahkan karena revitalisasi Monas.
"Yang fix hasil rapat kita ada pohon yang kita pindahkan ke sisi barat 55, ke sisi timur 30," ucap Saefullah di Balairung, Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (24/1/2020).
Sementara versi Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Suzi Marsitawati menyebutkan, ada sekitar 80 pohon yang ditebang demi revitalisasi sisi selatan Monas.
Suzi menyampaikan bahwa pohon-pohon itu akan dipindahkan dan ditanam kembali di sisi selatan Monas, di kanan dan kiri area revitalisasi.
Menurut Suzi, pohon-pohon tersebut dibawa ke kebun bibit milik Dinas Pertamanan dan Hutan Kota di Jagakarsa, Jakarta Selatan, untuk disehatkan terlebih dahulu.
"Saya punya nursery, fungsinya itu untuk menyehatkan pohon yang direlokasi ke tempat lain. Pohon itu kami akan suburkan lagi, sehatkan lagi, (dibawa) ke nursery kami, kebun bibit kami di Jalan Sirsak (Jagakarsa)," ujar Suzi, seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (30/1/2020).
Suzi berujar bahwa diantara pohon-pohon yang disehatkan, terdapat sembilan pohon yang tak dapat diselamatkan lantaran kondisisnya yang terlalu lapuk.
Teka-Teki Keberadaan Pohon-pohon Monas yang Disehatkan
Melansir Kompas.com,sisi selatan Monas yang direvitalisasi telah ditutup seng setinggi dua meter, sehingga menghalangi pandangan terhadap proyek dibaliknya,Rabu (22/1/2020).
Sementara di sisi barat Monas, tidak ditemui adanya gundukan tanah baru yang menandakan adanya pohon yang baru saja ditanam.
Di bagian barat Monas juga tidak ditemukan tanda-tanda pemindahan pohon revitalisasi.
Adapun seminggu kemudian pada Rabu(29/1/2020), di kawasan kebun bibit milik Dinas Pertamanan dan Hutan Kota di Jagakarsa, Jakarta Selatan, pohon-pohon yang disebut Suzi bakal disehatkan, juga belum tiba.
Sementaralahannya memang sudah disiapkan, namun wujud pohonnya masih belum ditemukan.
Hal ini menyisakan teka-teki kemana perginya pohon-pohon yang ditebang oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya menyebutkan bahwa pihaknya tengah mendalami dampak revitalisasi Monas terhadap lingkungan.
Pada akhirnya, Kira-kira kemana ya perginya pohon-pohon korban revitalisasi Monas?
(*)