Follow Us

Digerakkan 20 Detik di Tahun 2020, Jam Kiamat Beri Peringatan, Meluncur ke 100 Detik Menuju 'Tengah Malam'

Rifka Amalia - Sabtu, 25 Januari 2020 | 11:10
Edmund G Brown, Mary Robinson dan Ban Ki-moon menghadiri konferensi pers di Washington DC dengan Jam Kiamat yang telah bergerak lebih dekat ke tengah malam.
Bulletin of the Atomic Scientists/PA

Edmund G Brown, Mary Robinson dan Ban Ki-moon menghadiri konferensi pers di Washington DC dengan Jam Kiamat yang telah bergerak lebih dekat ke tengah malam.

Baca Juga: Sebut Tak Ada yang Boleh Bangun Negara Tanpa Seizinnya, Pemimpin Sunda Empire Setuju Keraton Agung Sejagat Dihukum: Dia Menyalahi Aturan

Pada saat itu, jam bergerak 30 detik, menjadi dua menit sebelum tengah malam, jarak yang paling dekat dengan kiamat sejak 1953.

Namun pada tahun 2020, jam ini kembali digerakkan maju 20 detik, menyisakan 100 detik menuju 'tengah malam', meningkatkan kewaspadaan akan kehancuran dunia.

Pergerakan jarum jam kiamat menuju tengah malam.
Guardian graphic/Bulletin of the Atomic Scientists

Pergerakan jarum jam kiamat menuju tengah malam.

Ketika pertama kali diciptakan, bahaya terbesar bagi kemanusiaan datang dari senjata nuklir, terutama dari prospek perlombaan senjata nuklir antara AS dan Uni Soviet.

Namun, pada 2007, gangguan katastropik dari perubahan iklim juga mulai dipertimbangkan oleh Buletin Ilmuwan Atom.

Baca Juga: Bus yang Ditumpanginya Kebanyakan Ngetem, Wanita Paruh Baya Ini Nekat Rebut Kemudi dan Kendarai Sendiri Bus Sampai Terminal, Aksinya Bikin Bengong Karyawan PO

Pada hari-hari awal, Eugene Rabinowitch, Editor Buletin Ilmuwan Atom memutuskan tentang kapan jarum jam harus dipindahkan.

Namun, ketika Rabinowitch meninggal pada tahun 1973, Dewan Sains dan Keamanan Bulletin mengambil alih tanggung jawab, dan sejak itu, mereka bertemu dua kali setahun untuk membahas apakah jam tersebut perlu disetel ulang.

Dewan ini terdiri dari ilmuwan dan ahli lainnya dengan berbagai pengetahuan dalam teknologi nuklir dan ilmu iklim.

Melansir dari The Guardian, Mary Robinson, ketua kelompok independen pemimpin global bernama The Elders, dan mantan presiden Irlandia dan mantan komisaris tinggi hak asasi manusia PBB mengatakan, “Dunia harus bangun. Planet kita menghadapi dua ancaman eksistensial simultan,"

Baca Juga: Bunuh 1 Keluarga di Pakistan Hingga 2 Tahun Jadi Buronan Interpol, Pria Ini Kabur ke Indonesia dan Nikahi WNI, Buka Warung Makan Sampai Punya KTP

Source : The Guardian, mirror.co.uk

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest