Hal ini juga bukan pertama kali terjadi, dan sempat diprotes olehnya, namun protes tersebut tidak dijadikan sebagai masukan untuk evaluasi namun diacuhkan dan dilakukan berulang kali.
“Anggaran ada, makanan ubinya itu seperti karet susah dikunyah, ini bukan baru sekali tapi berulang ulang dan saya pernah sampaikan ke bendahara namun tidak digubris. Jadi maksud saya untuk perbaikan namun mungkin cara saya yang kurang berkenan di masyarakat, untuk itu saya minta maaf atas kejadian itu,” tandasnya.
Mahisu mengatakan, ada hikmat dibalik kejadian tersebut, dimana dari kejadian tersebut sekretariat DPRD mulai berbenah dan menjadikan peristiwa tersebut sebagai bahan evaluasi.
“Mulai tadi, sajian di Sekretariat sudah berubah dan lebih layak. Itu berarti ada hikmat di balik peristiwa ini. Saya berharap, perubahan ini bisa terus berlanjut sampai seterusnya,” tandasnya. (*)