Dia sebelum ikut menjadi punggawa atau anggota KAS memang berprofesi sebagai tukang relief yang sering membuat pahatan.
"Saya kerja serabutan, tapi kanjeng Sinuhun yang meminta saya membuatkan ukiran ini sehingga saya membuat, soal design berasal dari Sinuhun itu sendiri," ungkapnya.
Dibungkus kain putih
Batu tersebut memiliki ukiran tulisan Jawa.
Namun demikian, keberadaan batu besar membuat sejumlah warga merasa takut dan heran sekaligus penasaran.
"Batu besar kala itu datang sekira pukul 03.00 WIB pagi.
Saya melihat ternyata sudah dibungkus kain kafan (kain putih) seperti kain mori," ujar Sumarni kepada Tribunjateng.com, Senin (13/1/2020).
Di sekitar batu itu tidak lupa ada berbagai macam sesaji dan dupa-dupa.
Selain itu, para pengikut pada waktu Subuh sudah hadir dan menghadap ke selatan seperti seakan memuja batu besar tersebut.
Baca Juga: Plin-Plan, Usai Ngotot Natuna Milik Mereka, China Sekarang Ganti Pernyataan Lagi, Tanda Takut?
"Otomatis anak-anak kecil yang pada melihat merasa ngeri saat itu, bahkan membuat anak-anak malam harinya yang biasanya berangkat mengaji merasa takut dan tidak mengaji," imbuhnya.