Sosok.ID - Baru kali ini pihak kepolisian Polres Musi Rawas Utara (Muratara) Sumatera Selatan dibuat pusing oleh ulah seorang kontraktor kebun sawit.
Bagaimana tidak, usai bikin puluhan buruh datangi kantor kepolisian Polsek Muratara menuntut keadilan, sang kontraktor yang diduga bawa kabur gaji karyawan ini tak ditemukan di rumahnya.
Licin bak belut, kelihaian kontraktor kebun sawit yang bawa kabur gaji karyawan ini sukses membuat polisi kewalahan mengejarnya.
Perkara uang memang selalu membuat banyak orang gelap mata dan berubah serakah.
Kalau sudah gelap mata, hal yang tak seharusnya dilakukan pun menjadi hal yang halal di mata pelakonnya
Mulai dari menggencet bawahannya agar menurut hingga makan hak orang lain.
Meskipun pada akhirnya harus makan hak orang lain dan berurusan dengan hukum, yang penting uang sudah di tangan.
Seperti yang belum ini terjadi dan sempat bikin geger kantor kepolisian Polres Muratara, Sumatera Selatan.
Dilansir Sosok.ID dari Tribunnews dan Sripoku, pada Rabu (11/12/2019) sebanyak 30 buruh perkebunan sawit tiba-tiba saja mendatangi kantor Polres Muratara.
Para pekerja kebun sawit yang berstatus buruh harian lepas ini diketahui meminta polisi untuk segera menangkap kontraktor mereka yang berinisial RK.
RK ramai-ramai dilaporkan oleh bawahannya lantaran diketahui menggelapkan uang gaji buruh sebesar Rp 80 juta.
Atas dugaan tersebut, RK dilaporkan ke polisi dengan nomor laporan LP/B-85/XI/2019/SS/RES MURA/SEK RUPIT tanggal 26 November 2019
Mengutip Sripoku, RK sendiri adalah seorang kontrakor pemilik CV yang menaungi para buruh yang bekerja di Divisi V PT Dendy Marker Indah Lestari (DMIL).
Aksi penggelapan uang gaji buruh ini diketahui ketika sebanyak 51 orang buruh yang bekerja di Divisi V PT Dendy Marker Indah Lestari (DMIL) belum mendapatkan gaji bulanannya.
Padahal menurut pengakuan Asisten Divisi V PT DMIL, Radeli Widodo, setiap bulannya gaji langsung diberikan kepada RK.
Biasanya memang tak ada masalah, namun baru kali ini uang gaji tidak diberikan oleh RK kepada para buruh.
Asisten Divisi V PT DMIL, Radeli Widodo pun mengaku masih tidak mengetahui dimana RK saat ini.
"Gaji untuk para pekerja ini setiap bulannya kita keluarkan melalui RK.
Biasanya tidak ada masalah, tapi kini kita tidak tahu RK dimana, uang itu ada sama RK, jumlahnya Rp 80 juta," jelas Radeli seperti yang dikutip Sosok.ID dari Sripoku.
Gara-gara ulah RK yang tak bertanggung jawab ini, sebanyak 51 buruh kebun sawit belum menerima gaji mereka lantaran uangnya dibawa kabur.
Melansir Tribunnews, kasus penggelapan gaji buruh kebun sawit ini pun tengah ditangani oleh Polres Maturata, Sumatera Selatan.
Kabag Ops Polres Muratara, Kompol Hermansyah meminta para pekerja untuk tak termakan emosi dan kooperatif dalam mengusut tuntas kasus ini.
"Kami minta bapak dan ibu jangan emosi, kami paham bagaimana perasaan bapak ibu, karena uang itu hasil kerja, hasil jerih payah bapak ibu sekalian," ujar Hermansyah.
Menariknya, saat digerebek pihak kepolisian Polres Maturata ke rumah tersangka di Desa Pantai, Kecamatan Rupit, RK tak ditemukan sama sekali.
Tak ada jejak-jejak yang ditinggalkan RK di rumah yang ia tempati bersama anak istri dan orang tuanya sebelum kabur.
Polisi pun makin dibuat kewalahan saat orang tua dan istri RK tak mengetahui dimana keberadaan tersangka.
"Rumahnya sudah kita gerebek, sudah kita geledah, tapi dia (RK) tidak ada," kata Kapolsek Rupit, AKP Bakri Redi kepada Tribunsumsel.com, Kamis (12/12/2019).
Saat rumahnya didatangi dan digeledah sejumlah anggota polisi, orang tua RK pun sempat takut dan panik.
Namun pihak kepolisian menyampaikan kepada orang tua RK agar anaknya itu beritikad baik untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
"Orang tuanya juga tidak tahu RK dimana. Cuma kami sudah menyampaikan supaya RK beritikad baik," kata Kapolsek.
(*)