Jacqueline menjelaskan, di masa kepemimpinan Ari, awak kabin Garuda merasa bekerja dalam tekanan.
Kesalahan sekecil apapun yang disengaja maupun tak disengaja oleh pegawai akan diganjar Ari Askhara dengan hukuman yang cukup berat.
Ancaman pun selalu menghantui pegawai saat bertugas mengantarkan penumpang dengan pesawat Garuda yang diberikan oleh Dirut secara langsung.
Kesemena-menaan itu membuat pegawai merasa tak nyaman hingga diduga banyak pegawai Garuda mengundurkan diri.
Tak sampai disitu, di bawah tekanan dan hukuman membuat kinerja dan pelayanan Garuda Indonesia di setiap perjalanan seperti mengalami penurunan beberapa waktu ini.
Jacqueline memberikan contoh bahwa saat membuat kesalahan sekecil apapun oleh pegawai, ancaman yang diberikan Ari Askhara pada pegawai tersebut adalah pemindahan tugas ke Papua.
Atau bahkan awak kabin dilarang terbang atau mendapat penalti untuk tidak berdinas atau istilahnya di-grounded secara tiba-tiba.
“Mereka (awak kabin) takut ada yang terancam, contoh, lakukan kesalahan sedikit langsung dipindahkan ke Papua, kemudian kesalahan yang harusnya masuk dalam pembinaan, tiba-tiba di-grounded, tidak boleh terbang,” kata dia, dikutip dari Kompas.com.
Tak ka;ah dengan masa tanam paksa, Ari Askhara dinilai membahayakan kesehatan pegawai karena memberikan jam kerja yang tanpa batas.