Di tengah kerimbunan dan keasrian hutan Waganama, Purwanto rupanya berhasil menemukan jenis madu yang membawa nama harum bangsa ke mata dunia.
Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, saat pertama kali menemukan madu tersebut, Purwanto saat itu masih menjadi tukang ukur tanaman di hutan Waganama di tahun 1983.
Kala itu, Purwanto tengah memperhatikan sekelompok lebah yang mengelilingi pohon Akasia jenis Mangium dan Eukaliptus.
Penasaran mengapa selalu melihat banyak lebah yang mengitari pohon-pohon itu, Purwanto pun terus memperhatikan perkembangan di sekitar pohon setinggi 10-15 meter itu.
Lama mengamati, Purwanto sadar ada beberapa bagian daun pohon Akasia yang basah usai dikelilingi sekelompok lebah.
Awalnya, Purwanto mengira itu adalah embun yang menempel pada daun, namun ketika ia menjilatnya, ternyata cairan basah itu terasa sangat manis.
Usut punya usut, cairan basah yang menempel pada daun Akasia itu adalah madu.
Madu tersebut punya tekstur dan rasa manis yang belum pernah Purwanto rasakan sebelumnya.
Dimakan rasa penasaran, Purwanto pun kembali melihat pohon tersebut pada keesokan hatinya.
Ia penasaran apa yang membuat lebah-lebah tersebut menghasilkan madu yang begitu manis.