Sosok.id - Jika anak-anak seusianya hanya sibuk bermain dan belajar bersama teman-temannya di sekolah, tidak dengan bocah 10 tahun yang satu ini.
Selain sekolah, bocah ini juga harus mengurus urusan rumah tangga.
Walaupun usianya masih sangat muda, bocah asal Vietnam ini mampu hidup mandiri layaknya orang dewasa di luar sana.
Kisah bocah bernama Dang Van Khuyen ini berhasil meluluhkan jutaan orang di seluruh dunia.
Baca Juga: Mbah Kasiman, Hidup Sebatang Kara, Meninggal Dunia dan Wariskan Uang Segepok untuk Warga Kampung
Melansir dari Oddity Central pada Jumat (29/11/2019), Khuyen tinggal seorang diri di rumahnya yang terletak di sebuah desa terpencil di Vietnam.
Sehari-harinya, ia pergi bekerja ke ladang yang terletak di sekitar rumahnya.
Khuyen biasanya akan bercocok tanam di ladang tersebut agar ia bisa memakan sayur mayur dari tanaman yang tumbuh di tempat itu.
Bukannya tak memiliki keluarga, Khuyen tinggal sendirian karena seluruh anggota keluarganya telah pergi meninggalkan dirinya.
Ibu Khuyen telah meninggal dunia sejak ia masih kecil.
Sementara ayahnya pergi merantau dan bekerja di bidang konstruksi.
Sejak saat itu, Khuyen tinggal bersama sang nenek.
Hingga pada suatu hari ayah Khuyen meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan di tempat kerjanya.
Baca Juga: Ironis, Seorang Bocah Sebatang Kara Nekat Menjadi Pengemudi Truk!
Kemudian, nenek Khuyen, satu-satunya keluarga yang dimilikinya turut meninggalkannya.
Setelah sang nenek menikah lagi dengan seorang pria dan kini mereka tinggal di desa lain.
Sehingga tinggal Khuyen seorang di rumahnya, sendirian tanpa bantuan apa pun.
Dahulu, Khuyen masih bisa mengandalkan uang yang dikirim mendiang ayahnya.
Juga untuk makan, Khuyen dapat makan dengan lahap masakan neneknya.
Namun kini keadaan telah berubah total, sehingga Khuyen harus melakukan semua hal sendiri.
Dalam sebuah video dari media lokal Vietnam, terlihat Khuyen sedang menanam sayur di ladang di sekitar rumahnya dan memanen singkong untuk dimasak.
Khuyen menghabiskan siang dan malamnya di sebuah gubuk kumuh yang hanya beratapkan jerami.
Walaupun hidupnya menderita, Khuyan ngotot tak mau diadopsi.
Setelah mendengar kematian ayahnya, guru Khuyen kemudian mengumpulkan uang untuk membawa pulang jenazahnya agar dapat dimakamkan di desanya.
Guru Khuyen itu juga memberitahu pihak otoritas setempat mengenai situasi anak tersebut.
Karena pihak neneknya tak mau mengasuh Khuyan, maka masuk ke panti asuhan dan diadopsi adalah satu-satunya solusi agar bocah itu dapat melanjutkan hidupnya.
Namun, dengan tegas Khuyen langsung menolak tawaran tersebut.
Alasan Khuyan adalah karena ia yakin dapat mengurus hidupnya sendiri.
Kini Khuyen hanya mengandalkan belas kasihan tetangganya untuk mendapat makanan bergizi seperti beras.
Namun, ia juga memanen singkong dan sayuran yang ia tanam sendiri.
Khuyen mengklaim bahwa dirinya lebih dari mampu untuk mengurus dirinya sendiri.
Sehingga ia masih tetap menolak untuk mempertimbangkan adopsi.
Tetapi, Khuyen juga mengaku sering merasa merinding ketika harus tidur sedirian saat malam hari di gubuk reotnya itu.
Sebab ia sering mendengar suara lolongan hewan liar.
Sejak guru Khuyen menuliskan kisahnya di media sosial yang kemudian turut disorot oleh media Vietnam, bantuan untuknya terus mengalir dari seluruh penjuru negeri.
Beberapa orang bahkan menawarkan untuk mengadopsinya, dan yang lain menyatakan keinginannya untuk menyumbang persediaan.
Namun, hingga kini tak jelas berapa banyak bantuan yang bersedia diterima oleh Khuyan.
Salah satu hal yang paling mengesankan dari anak 10 tahun yang pemberani ini adalah, terlepas dari kesulitannya, Khuyan tak pernah sekalipun membolos sekolah.
Setiap pagi, Khuyan naik sepeda, mengikuti pelajaran di kelas dan pulang ke rumah untuk melakukan tugasnya sehari-hari.
(*)