"Pukul 3.30 pagi, ibu saya dan ayah terbangun gara-gara nyamuk. Terdengar pintu digerebek, ibu saya melihat pasukan Cakrabirawa masuk," kata Hendrianti.
Johanna yang tahu jika pasukan Tjakrabirawa sudah memasuki rumah lantas menutup pintu kamarnya.
"Itu yang mau membunuh kamu sudah datang," kata Johanna kepada suaminya.
"Lalu bapak (AH Nasution) bangun dan bilang biar saya hadapi, tapi ibu bilang jangan," kata Hendrianti.
Belum juga rasa kaget hilang, sekonyong-konyong pasukan Tjakrabirawa langsung memberondong pintu kamar tempat Nasution, Irma dan istrinya tidur.
Nasution kena tembakan pasukan Tjakrabirawa tapi masih bisa bergerak dan melompati pagar menuju Kedubes Irak yang persis disamping rumahnya.
Lantas, Johanna berusaha menahan pintu kamar agar pasukan Tjakrabirawa tak bisa masuk.
Yang dipikirkan saat itu keselamatan Ade Irma Suryani, bocah kecil tersebut kemudian diserahkan kepada adik ipar Johanna.
"Ibu bilang ke adik bapak, tolong pegang Irma, karena dia harus menyelamatkan bapak. Sementara ibu beliau nangis lihat ayah ditembak," beber Hendrianti.
Adik AH Nasution menuruti permintaan Johanna, ia menggendong Ade Irma Suryani.