Itulah salah satu alasan yang mendasari Maeda untuk tidak menghalangi saat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia menyusun teks proklamasi di kediamannya, pada 16 Agustus 1945 malam.
Seperti yang ditulis dalam buku berjudul "Seputar Proklamasi Kemerdekaan: Kesaksiaan, Penyiaran dan Keterlibatan Jepang", Menurut Maeda, tidak hanya pihak Angkatan Laut saja yang setuju dengan kemerdekaan Indonesia, tapi juga pihak Angkatan Darat Jepang.
Bahkan oleh tindakan yang ia lakukan demi mendukung kemerdekaan Indonesia tersebut, Laksamana Angkatan Laut Jepang pernah dipenjara oleh Sekutu
Namun, Maeda membantah tuduhan tersebut. Kata dia, tidak mungkin orang seperti dirinya mampu menggerakkan 80 juta orang rakyat Indonesia untuk menyatakan kemerdekaan.
Ia mengaitkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan prinsip yang pernah dikemukakan oleh Presiden Amerika Serikat Wilson, bahwa setiap bangsa berhak menentukan nasibnya sendiri.
"Nasib saya sendiri tidak penting, yang penting adalah kemerdekaan Bangsa Indonesia," kata Maeda.(*)