"Fakta lainnya, korban-korban kekejaman OPM yang bermarkas di situ rata-rata warga pendatang sehingga TNI harus hadir untuk melindungi setiap warga Indonesia," lanjut Letkol Inf Dax Sianturi .
Keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya di Nduga pun menjadi pertimbangan TNI sebagai penegak hukum.
"Di Nduga sudah jelas ada KKB yang baik secara langsung melakukan aksi maupun propaganda melalui media sosial dan menyatakan ingin melepaskan diri dari NKRI.
Itu sudah ancaman langsung terhadap kedaulatan negara," tutur Letkol Inf Dax Sianturi.
Lebih lanjut, Letkol Inf Dax Sianturi menegaskan keberadaan pasukan TNI/Polri di Nduga bukan bermaksud untuk menakuti-nakuti warga.
Letkol Inf Dax Sianturi justru jadi mempertanyakan mengapa Bupati Nduga meminta pasukannya untuk mundur.
Padahal menurut Letkol Inf Dax Sianturi, Bupati Nduga seharusnya menjadi kepanjangan tangan pemerintah.
"Mungkin publik bisa menilai sudah berapa kali bapak bupati meminta TNI/Polri menarik pasuka.
Namun, ada pertanyaan kenapa beliau tidak pernah menyerukan untuk TPN OPM meletakan senjata dan menyerahkan diri, ini kan jadi pertanyaan," pungkas Letkol Inf Dax Sianturi.