Sosok.ID - Belum lama ini kejadian seorang remaja pria melempar bocah berusia 6 tahun dari gedung setinggi 60 meter sempat menghebohkan publik.
Bagaimana tidak, saat diamankan petugas kepolisian remaja pria ini mengaku melakukan kejam kepada bocah berusia 6 tahun tersebut tanpa alasan khusus.
Tak cukup sampai disitu, remaja pria ini bahkan nekat melakukan hal kejam tersebut di depan ratusan saksi mata.
Setelah pemeriksaan lebih lanjut, remaja pria berusia 17 tahun ini diduga mengalami gangguan jiwa karena depresi.
Depresi hingga alami gangguan jiwa kerap kali dianggap enteng oleh orang-orang di sekitar, terlebih lagi di Indonesia.
Tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan jiwa masih sangatlah kecil di Indonesia.
Penanganan lebih lanjut bagi para penderitanya pun masih terbilang jarang dan sulit dilakukan karena prosedurnya yang bertele-tele.
Kebanyakan mereka yang mengalami depresi kerap kali mengalami perundungan karena dianggap memiliki hati yang lemah.
Jika dibiarkan, gangguan jiwa yang dialami bisa bertambah parah dan menyebabkan berbagai kasus kriminalitas.
Tidak sedikit kasus kriminalitas di Indonesia yang terjadi lantaran pelakunya telah lama mengidap gangguan jiwa tanpa ada penanganan.
Namun rupanya, masalah seperti ini tidak hanya dialami oleh masyarakat Indonesia saja.
Rupanya di negara maju seperti Inggris saja, kasus kriminalitas yang disebabkan oleh gangguan jiwa masih lumayan tinggi.
Seperti yang baru saja terjadi di Galeri Tate Modern di London Selatan, Inggris pada Senin (5/8/2019).
Melansir Daily Mail UK, Selasa (6/8/2019) seorang remaja pria melempar bocah berusia 6 tahun dari balkon dengan ketinggian 60 meter.
Kejadian ini terjadi begitu saja di depan ratusan saksi mata yang pada saat itu tengah menghadiri sebuah acara pagelaran seni.
Tak ada satu pun saksi mata yang menyangka bahwa remaja pria berusia 17 tahun itu akan melakukan hal senekat itu.
Mirisnya, remaja tersebut mengaku melakukan hal tersebut tanpa alasan khusus.
Dilansir Sosok.ID dari Mirror, kejadian berawal ketika seorang ibu dan anaknya yang berusia 6 tahun menghadiri acara gelaran seni di Galeri Tate Modern, London, Inggris.
Saat tengah menikmati acara, tiba-tiba saja seorang remaja pria merebut sang anak dari genggamannya.
Bocah tersebut langsung dibawa ke balkon galeri dan dilempar oleh pelaku dari ketinggian 60 meter begitu saja.
Saksi mata menyebut tubuh korban yang berusia 6 tahun itu langsung menghantam lantai dasar.
Saksi mata yang melihat kejadian tersebut pun langsung terkejut dan berteriak.
Ibu korban yang mengejar remaja tersebut hanya bisa berteriak pasrah saat melihat anaknya dilempar dari balkon lantai 10.
Mengutip Daily Mail, pihak kepolisian mengatakan korban yang jatuh langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Beruntung, korban yang masih kecil ini masih bisa diselamatkan.
Seorang saksi mata bernama Olga Malehevska yang melihat langsung kejadian itu mengatakan bila sang remaja langsung diamankan para pengunjung.
Bahkan seorang pengunjung sempat melemparkan bogem mentah ke wajah remaja tersebut.
Kejadian mengerikan ini sempat membuat para pengunjung galeri panik dan dievakuasi secara bersamaan.
Saksi mata lainnya yang bernama Nancy Barnfield sempat mengaku bila remaja pria itu sempat membuntuti dirinya dan anaknya.
"Dia sempat mengikuti kami kemana-mana. Aku langsung bilang pada anakku untuk menjauhi pria itu.
Dia bersikap sangat aneh. Dia selalu menaruh tangannya dibalik punggung dan bersandar di dinding melihat orang berlalu lalang.
Ketika aku menghindarinya, tiba-tiba saja aku mendengar seorang wanita berteriak 'anakku! anakku!'," kata Nancy Barnfield seperti yang dikutip Sosok.ID dari Daily Mail.
Melansir Mirror, kini remaja berusia 17 tahun tersebut telah diamankan oleh pihak kepolisian untuk ditindak lanjuti.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, remaja ini mengaku melakukan hal tersebut tanpa alasan.
Ia bahkan tak memiliki hubungan apapun dengan bocah 6 tahun yang menjadi korban tersebut.
Tak ada dendam atau bahkan hubungan keluarga dengan korban ataupun keluarga korban.
Pihak kepolisian mengungkap pelaku bahkan menyalahkan pihak pelayanan masyarakat tanpa sebab.
Usut punya usut rupanya sang pelaku diduga mengidap gangguan jiwa depresi hingga skrizofenia.
Pihak psikologi kriminal kepolisian Scotland mengatakan bila pelaku memiliki tendesi emosi yang berubah-ubah.
Atas kejadian ini, pelaku rencananya akan menjalani sidang di pengadilan Bromley Youth pada hari ini, Selasa (6/8/2019) untuk mempertanggung jawabkan aksi nekatnya.
(*)