Follow Us

Perjuangan Hidup Wawan Setiawan, Yatim Piatu Sejak Kecil Hingga Rela Kayuh Becak dengan Satu Kaki Demi Hidupi Anak Istri

Dwi Nur Mashitoh - Sabtu, 03 Agustus 2019 | 13:12
Wawan Setiawan, pengayuh becak dengan satu kaki
KOMPAS.com/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA

Wawan Setiawan, pengayuh becak dengan satu kaki

Sosok.ID - Setiap manusia pastilah memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

Tinggal bagaimana kita menyikapi kedua hal tersebut.

Wawan Setiawan mungkin adalah salah satu contoh konkritnya.

Walaupun ia memiliki kekurangan, hal itu tak menghalanginya untuk tetap menafkahi keluarganya.

Setiap hari, dengan becak tua berwarna hijaunya ia berusaha mengais rezeki di sekitar Pasar Beringharjo dan pasar buku bekas.

Dengan pakaian lusuhnya, ia senantiasa menanti penumpang sembari berteduh di seberang Taman Budaya Yogyakarta (TBY).

Baca Juga: Kisah David Goodall, Orang yang Tak Percaya Akhirat dan Disuntik Mati Karena Bosan Hidup Terlalu Lama

Semilir angin yang berhembus terkadang membuatnya mengantuk.

Namun, setiap kali ada orang yang lewat, wajahnya kembali sumringah.

Dengan ramah ia sapa dan tawarkan jasanya pada mereka.

Walaupun, dari pagi hingga siang ia belum mendapatkan satu penumpang pun, ia tak putus asa.

"Nama saya Wawan Setiawan. Wah hari ini masih sepi mas," ujar Wawan Setiawan melansir dari Kompas.com di tempat mangkalnya di seberang TBY, Jumat (2/8/2019).

Ada yang berbeda dari becak milik Wawan.

Baca Juga: Kisah Sedih Jodi, Bocah 7 Tahun di Kuningan yang Bersekolah Tanpa Pakaian Layak dan Alas Kaki

Pasalnya terdapat dua buah kruk di sisi kanannya.

Wawan Setiawan, kayuh becak dengan satu kaki demi hidupi anak istri
KOMPAS.com/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA

Wawan Setiawan, kayuh becak dengan satu kaki demi hidupi anak istri

Kruk itu ia gunakan untuk membantunya berjalan karena kaki kanannya sudah diamputasi.

Oleh karena itu, ia mengayuh becaknya hanya dengan kaki kirinya.

Walaupun begitu, pria berusia 48 tahun tersebut tetap berjuang untuk menafkahi keluarganya.

"Kalau ngayuh becak dengan satu kaki. Ya berat, tapi tidak masalah, karena sudah terbiasa mas," ungkapnya.

Wawan mengaku sanggup mengayuh becak dengan dua penumpang sekaligus.

Baca Juga: Kisah Pilu Whale 52, si Paus Paling Kesepian di Dunia yang Tak Bisa Temukan Jodoh Atau Kawanan Gara-gara Dianggap Bisu

Bahkan ia juga sanggup untuk melewati jalan menanjak dengan becaknya.

Profesinya itu sudah ia lakoni sejak 1990.

Sebelum mencari nafkah di Yogya, ia pernah menarik becak di Magelang, Jawa Tengah.

Rela tidur di becak

Menjadi tukang becak merupakan jalan satu-satunya bagi Wawan untuk menghidupi keluarganya.

Pasalnya ia memiliki seorang istri dan dua anak yang masih berusia 2 tahun yang bergantung padanya.

Baca Juga: Kisah Haru Setelah 60 Tahun Terpisah, Tokoh Asli dari FIlm

Ia juga harus membayar sewa rumah kontrakan sebesar Rp600 ribu per bulannya.

"Prinsip saya satu, bekerja apapun asal tidak merugikan orang lain," kata Wawan.

Setiap hari, dari pagi sampai siang hari ia mangkal di seberang TBY.

Namun, saat sore hingga malam, ia pindah ke seberang Pasar Beringharjo.

"Saya kadang sampai jam 2 pagi baru pulang. Kadang malam sampai tidur di becak juga, ya sambil nunggu penumpang," bebernya.

Penghasilan sebagai tukang becak pun tak menentu.

Baca Juga: Kisah Haru Pengabdian Gadis 9 Tahun, Depi yang Bercita-Cita Jadi Dokter Supaya Bisa Menyembuhkan Ayahnya yang Lumpuh

Terkadang ia bisa membawa uang lebih banyak di hari libur.

Tak jarang juga ia pulang dengan tangan kosong karena tidak mendapatkan satu penumpang pun.

"Kadang dapat, kadang tidak, Ya kalau ramai liburan sehari bisa dapat Rp 50.000 sampai Rp 100.000. Ya bagi saya, berapapun, cukup tidak cukup tetap harus disyukuri," tandasnya.

Walupun begitu, ia juga pernah mendapat penumpang yang baik hati.

Mereka terkadang tidak mau menerima kembalian, bahkan memberikan uang lebih padanya.

Dahulu, Wawan harus menyisikan penghasilannya sebesar Rp10 ribu untuk biaya sewa becak.

Baca Juga: Kisah Wajah Kedua Edward Mordrake, si Devil Twin: Mengejek Ketika Ia Bahagia, Tertawa Ketika Ia Menangis

Karena dulu ia memang tidak memilikinya.

Kemudian ia berusaha untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membeli becaknya sendiri.

"Nabung sebisanya mas, kadang Rp 1.000 kadang ya Rp 5.000. Satu tahun lalu, Saya bisa beli becak ini, harganya Rp 700.000," tuturnya sambil tersenyum.

Wawan Setiawan, kayuh becak dengan satu kaki demi hidupi anak istri
KOMPAS.com/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA

Wawan Setiawan, kayuh becak dengan satu kaki demi hidupi anak istri

Yatim piatu yang mandiri

Kedua orang tua Wawan Setiawan sudah meninggal sejak ia masih kecil.

Mereka meninggal karena sakit.

Saat itu ia masih berusia 3 tahun.

Baca Juga: Unik dan Menyentuh, Inilah Kisah Mario P Hasudungan, Pendiri Kafe Sunyi yang Rekrut Penyandang Disabilitas Sebagai Karyawan

Di saat anak-anak seusianya sedang aktif bermain, Wawan terpaksa harus mencari nafkah.

Berjualan koran, menjadi tukang semir sepatu di jalanan Magelang, Jawa Tengah.

Itu semua ia lakoni demi menyambung hidup.

"Saya tidak sekolah, umur 7 tahun hidup di jalan, cari uang agar bisa makan. Pokoknya cari uang, tapi yang tidak merugikan orang lain," tegasnya.

Kaki diamputasi

Wawa mengaku musibah yang menghilangkan kaki kanannya itu terjadi di Magelang.

Saat itu ia hendak menuju Yogyakarta pada malam hari.

Baca Juga: Eyang Ibung, Sosok Peramal Jodoh Viral yang Hebohkan Jagat Media Sosial dengan Prediksi Gempa Banten 4 Jam Sebelum Kejadian, Sampai Jadi Trending di Twitter!

Ia sedang berjalan dan kemudian terperosok lubang sedalam lutut orang dewasa.

Lubang itu ternyata merupakan bekas orang membakar sampah.

"Tahun 2013 Saya jatuh, langsung tidak sadarkan diri, tahu-tahu sudah di rumah sakit. Cerita orang yang menolong, saya jatuh di lubang bekas orang bakar sampah dan masih panas," kata Wawan.

Akibatnya, kaki kanan dan kirinya mengalami luka bakar.

Ia bahkan harus dirawat di rumah sakit hingga beberapa hari.

Usai keluar dari rumah sakit, Wawan tetap melanjutkan pekerjaannya sebagai pengayuh becak.

Menurutnya, kakinya sering terasa sakit saat digunakan untuk mengayuh becak.

Baca Juga: Sosok Hamza bin Laden, Anak Osama bin Laden Sekaligus Pewaris Al Qaeda yang Kepalanya Bernilai Rp14 Milyar

Namun, karena keterbatasan biaya, ia hanya menahan rasa sakitnya itu.

Beruntungnya, pada tahun 2014 ada orang yang melihat keadaan Wawan.

Ia kemudian menawarkan bantuan untuk mengobati kaki Wawan itu ke rumah sakit.

"Amputasinya tahun 2014 di Hardjolukito (RSPAU dr S Hardjolukito), dibiayai oleh sedekah rombongan. Saya dirawat 16 bulan, ya bersyukur dibantu," kata Wawan.

Meski harus mengayuh dengan satu kaki, Wawan mengaku belum mau mengganti becaknya itu dengan becak motor.

"Tidak mau ganti bentor, karena belum ada izin. Ya kalau becak listrik, tidak apa-apa pungkasnya.

(*)

Source : Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest