Saat menjelang akhir tahun 1948, Kamil pernah bertanya kepada Syafruddin mengenai apakah ia menjadi presiden menggantikan Bung Karno.
Namun dengan lembut Syafruddin menyanggah petanyaan Kamil Koto tersebut.
Syafruddin lebih memilih dianggap sebagai Ketua PDRI dibanding dengan presiden PDRI.
Bahkan Syafruddin menambahkan, bahwa dalam politik itu sama sekali tidak mudah sekedar untuk mengatakan betul atau salah.
Baca Juga: Mbok Wiryo, dari Dapur Sang Proklamator Sampai Mendapat Penghargaan Satya Lancana Wira Karya
Niatnya hanya untuk berjuang dan menyelamatkan Republik supaya tidak hancur bukan untuk mengambil alih kekuasaan dari siapa dan kepada siapa.(*)