Selama ini mereka hanya mengandalkan bantuan pemerintah setiap bulan untuk dapat makan nasi.
"12 tahun di sini. Pokoknya kerja apa aja yang ada untuk makan. Jadi ga ada punya kerjaan yang matok. Makan-nya pun seadanya, kalau asin ya asin (ikan asin), kalau garam ya hanya garam, kalau cabe, ya cabe, ya gitulah," kata Rakun kepada Kompas.com di rumahnya.
Keadaan yang dialami Jodi dan keluarga itu menjadi alasanAtun Rohayatun, salah satu guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Margabakti, Kecamatan Kadugede, terus merasa prihatin.
Baca Juga: Pinjaman Online 'Fintech' Memakan Korban Lagi! Akibat Nunggak Pinjaman 2 Bulan Denda Rp 75 Juta
Awalnya Jodi sering main ke sekolah menggunakan pakaian bermain yang kotor setiap pagi, begitu tutur Atun
Dia tidak punya sandal sehingga selalu telanjang kaki, saat main di sekolah, dia kerap memperhatikan anak-anak sekolah dari luar gerbang.
Akhirnya, sejumlah guru mendekatinya untuk mengajaknya sekolah.
"Kemudian Bu Dini, mengajak saya belanja beli baju (seragam). Kita beli baju, belanja semua kebutuhan Jodi.
Pas hari Selasa, saya tungguin enggak datang-datang. Tiba-tiba rada siang dia main ke sekolah, dan saya bujuk akhirnya mau," kata Atun kepada Kompas.com di sekolah.
Atun kemudian memandikan Jodi di kamar mandi ruang guru, ia menggantikan pakaian bermain yang kotor dengan seragam merah putih yang baru dibeli.
Baca Juga: Tersangka VCS Anak-Anak Ditangkap, Ternyata Ancam dan Buru Korban Melalui Aplikasi Game
Atun memakaikan sepatu, tas, dan semua kebutuhan belajar Jodi.