Sejumlah guru lainnya di sekolah itu juga memberikan sarapan untuk Jodi.
"Saya suapin makan pakai ayam. Kata Jodi enak, kalau di rumah makannya pakai lauk asin (ikan asin). Saya sedih.
Apalagi pas minum susu, enggak tahu pernah minum susu atau enggak, karena minumnya langsung habis tanpa jeda. Sedih bgt liatnya, saya kasihan," ungkap Atun.
Guru olahraga di SDN Margabakti ini menyebut, Jodi berangkat ke sekolah menggunakan pakaian bermain dan belum mandi, karena tidak ada air di rumahnya.
Guru-guru di sekolah setempat rela memandikan Jodi setiap pagi, juga yang memakaikan seragam, kaos kaki hingga sepatu untuk Jodi.
Mereka rela menjadi orang tua asuh Jodi karena ingin memenuhi hak pendidikan bagi Jodi.
Mereka tidak ingin, Jodi bernasib sama seperti, seperti kakak-kakaknya, kedua orang tua, hingga kakek neneknya, yang tidak sempat mengenyam pendidikan secara memadai hingga tinggi.
Sebagian besar keluarganya putus sekolah.
(*)