Mirisnya, bila Mama Maria tak mendapatkan pekerjaan hari itu, ia dan kedua anaknya terpaksa hanya mengkonsumisi ubi dari kebun sendiri.
Untuk bisa beli beras, pakaian dan bayar uang sekolah anak-anak, saya harus cari kerja di orang yang upahnya per hari.
Kalau tidak ada itu, kami makan ubi dari kebun. Uang sekolah anak-anak juga sering terlambat bayar," tutur Maria sambil mengusap air matanya.
Melansir Kompas.com, tak hanya itu, rupanya gubuk tempat tinggal Mama Maria dan kedua anaknya rupanya belum juga teraliri listrik PLN.
Hal ini dikarenakan Mama Maria belum memiliki cukup biaya untuk membeli meteran listrik.
Jangankan membeli meteran listrik, memperbaiki rumah yang sudah reyot saja belum mampu.
"Rumah saja kita tidak bisa perbaiki. Apalagi mau beli meteran," lanjut Maria.
Untuk mengakali tak adanya listrik yang mengaliri rumahnya, Mama Maria hanya mengandalkan lampu minyak.
Kadang bila tak ada lampu, Mama Maria mengandalkan nyala api unggun untuk menerangi gelapnya malam.