Junta Militer Myanmar Dikeluarkan dari KTT ASEAN, Coreng Nama Asia Tenggara

Sabtu, 16 Oktober 2021 | 21:26
Xinhua

Militer Myanmar

Sosok.ID- ASEAN mengecualikan pemimpin junta Myanmar dari KTT.

Dikutip dari Reuters, negara-negara Asia Tenggara akan mengundang perwakilan non-politik dari Myanmar ke pertemuan puncak regional bulan ini.

Mereka secara mengejutkan menyampaikan penghinaan yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada junta pimpinan militer sejak kudeta 1 Februari.

Keputusan yang diambil oleh para menteri luar negeri dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada pertemuan darurat pada Jumat (15/10/2021) malam, menandai langkah berani yang langka untuk blok yang didorong oleh konsensus, yang secara tradisional menyukai kebijakan keterlibatan dan non-intervensi.

Baca Juga: Myanmar Berdarah-darah! Indonesia dan ASEAN Dijegal Junta, Tak Sudi Pertemukan dengan Aung San Suu Kyi

Kementerian luar negeri Singapura mengatakan pada hari Sabtu bahwa langkah untuk mengecualikan kepala junta Min Aung Hlaing adalah "keputusan yang sulit, tetapi perlu, untuk menegakkan kredibilitas ASEAN".

Pernyataan itu mengutip kurangnya kemajuan yang dibuat pada peta jalan untuk memulihkan perdamaian di Myanmar yang telah disepakati junta dengan ASEAN pada bulan April.

Seorang juru bicara pemerintah militer Myanmar menyalahkan "intervensi asing" atas keputusan tersebut.

Baca Juga: Junta Militer Myanmar Kolot, ASEAN Tak Sudi Undang Pengacau ke KTT

Juru bicara Junta Zaw Min Tun mengatakan kepada kantor berita BBC Burma bahwa Amerika Serikat dan perwakilan Uni Eropa telah menekan negara-negara anggota ASEAN lainnya.

"Intervensi asing juga bisa dilihat di sini," katanya.

"Kami mengetahui bahwa beberapa utusan dari beberapa negara bertemu dengan urusan luar negeri AS dan menerima tekanan dari UE."

Lebih dari 1.000 warga sipil telah dibunuh oleh pasukan keamanan Myanmar dengan ribuan lainnya ditangkap, menurut PBB, di tengah tindakan keras terhadap pemogokan dan protes yang telah menggelincirkan demokrasi tentatif negara itu dan memicu kecaman internasional.

Junta mengatakan perkiraan jumlah korban tewas itu dilebih-lebihkan.

Baca Juga: 'Sampai Kiamat Tidak Ku Maafkan!', Terjadi Perang Mematikan Milisi vs Militer Myanmar, Sedikitnya 20 Tewas

Ketua ASEAN saat ini, Brunei, mengatakan seorang tokoh non-politik dari Myanmar akan diundang ke KTT 26-28 Oktober, setelah tidak ada konsensus yang dicapai untuk kehadiran perwakilan politik.

"Karena tidak ada kemajuan yang memadai ... serta kekhawatiran atas komitmen Myanmar, khususnya dalam membangun dialog konstruktif di antara semua pihak terkait, beberapa Negara Anggota ASEAN merekomendasikan agar ASEAN memberi ruang kepada Myanmar untuk memulihkan urusan dalam negerinya dan kembali normal," kata Brunei dalam sebuah pernyataan.

Tidak disebutkan Min Aung Hlaing atau nama siapa yang akan diundang menggantikannya.

Brunei mengatakan beberapa negara anggota telah menerima permintaan dari Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar, yang dibentuk oleh penentang junta, untuk menghadiri KTT tersebut.

Baca Juga: 40 Mayat Bergelempangan di Hutan Myanmar setelah Pertempuran Lawan Militer, Terdeteksi Tanda Penyiksaan

Tekanan dari dunia Internasional

ASEAN sendiri telah menghadapi tekanan internasional yang meningkat untuk mengambil sikap yang lebih keras terhadap Myanmar, yang telah dikritik di masa lalu karena ketidakefektifannya dalam menangani para pemimpin yang dituduh melakukan pelanggaran hak, menumbangkan demokrasi dan mengintimidasi lawan politik.

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat bahwa "sangat tepat dan pada kenyataannya sepenuhnya dibenarkan" bagi ASEAN untuk menurunkan partisipasi Myanmar pada KTT mendatang.

Singapura dalam pernyataannya mendesak Myanmar untuk bekerja sama dengan utusan ASEAN, Menteri Luar Negeri kedua Brunei Erywan Yusof.

Baca Juga: Indonesia Desak Myanmar Setujui Pengangkatan Utusan Khusus ASEAN, Burma Disiksa Tindakan Keras Mematikan

Erywan telah menunda kunjungan yang telah lama direncanakan ke negara itu dalam beberapa pekan terakhir dan telah meminta untuk bertemu dengan semua pihak di Myanmar, termasuk pemimpin terguling Aung San Suu Kyi, yang ditahan dalam kudeta.

Juru bicara Junta Zaw Min Tun mengatakan minggu ini Erywan akan diterima di Myanmar, tetapi tidak akan diizinkan untuk bertemu Suu Kyi karena dia didakwa melakukan kejahatan.

Menteri luar negeri Malaysia mengatakan akan tergantung pada junta Myanmar untuk memutuskan perwakilan alternatif untuk KTT.

Baca Juga: Kunjungi Jakarta, Rusia Dukung ASEAN atasi Krisis Myanmar, Negaranya Pemasok Utama Senjata Junta

"Kami tidak pernah berpikir untuk mengeluarkan Myanmar dari ASEAN, kami percaya Myanmar memiliki hak yang sama (seperti kami)," kata menteri luar negeri Saifuddin Abdullah kepada wartawan menurut kantor berita negara Bernama.

"Tapi junta belum mau bekerja sama, jadi ASEAN harus kuat mempertahankan kredibilitas dan integritasnya," tambahnya. (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Reuters

Baca Lainnya