Warga Ibu Kota Mohon Perhatian, Jakarta Berpotensi Tenggelam Lebih Cepat, 2050 Jakut Diprediksi Lenyap, Ini Salah Satu Sebabnya!

Kamis, 25 Februari 2021 | 07:13
Kompas.com

Jakarta Banjir

Sosok.ID - Banjir di Jakarta tahun 2021, semakin menjadi perhatian, dan bahkan disebut sebagai yang terparah.

Genangan air bukan hanya masuk ke pemukiman menengah, bahkan di pemukiman elite pun terendam air banjir.

Sejumlah artis kerap membagikan aktivitasnya di tengah-tengah air keruh banjir.

Salah satukawasan elite yang terendam banjir yakni di Kemang, Jakarta Selatan danCipinang Melayu.

Baca Juga: 2 Eks Vokalis Kondang Nyemplung Politik Gontok-gontokan gegara Kritik Anies Baswedan, Pasha Ungu Bela Gubernur DKI Jakarta, Giring Menyerang

Air jugasempat menggenangi sebagian ruas Jalan Jenderal Sudirman dengan ketinggian 30 sentimeter pada Sabtu malam lalu.

Tercatatsebanyak 200 RT terdampak banjir.

BPBD DKI Jakarta menyatakan, jumlah pengungsi mencapai1.722 jiwa dari 514 KK.

Seringnya Jakarta mengalami banjir membuat ibukota Indonesia itu disebut-sebut menjadisalah satu kota yang paling cepat tenggelam di dunia.

Jika ini dibiarkan, Jakarta bisa tenggelam seluruhnya pada tahun 2050, kata para peneliti. Apa penyebabnya?

Baca Juga: Lebih Senior Masuk Dunia Politik, Pasha Ungu Kritik Keras Tabiat Giring Ganesha Soal Jadi Kepala Daerah: Apa Bro Sudah Teruji Kelola Kelurahan?

Dilansir daribbc.compada Senin (22/2/2021), hal itu dikarenakan tanah rawa, Laut Jawa membludak, dan 13 sungai mengalir melaluinya.

Jadi tidak mengherankan jika banjir sering terjadi di Jakarta, dan menurut para ahli banjir akan semakin parah.

“Potensi Jakarta terendam bukanlah bahan tertawaan,” kata Heri Andreas, yang telah mempelajari penurunan tanah Jakarta selama 20 tahun terakhir di Institut Teknologi Bandung.

"Kalau kita lihat model kita, pada 2050 sekitar 95% Jakarta Utara akan tenggelam," tambahnya.

Baca Juga: Datangi Daerah Banjir di Jakarta, Baim Wong Tak Menyangka Bisa Selamatkan Bayi yang Baru Lahir: Aduh Bayinya Kasihan

Sayangnya, halitu sudah mulai terjadi. Dilaporkan, Jakarta Utara telah tenggelam 2,5m dalam 10 tahun dan terus tenggelam sebanyak 25cm per tahun di beberapa bagian.

Tercatat Jakarta tenggelam dengan rata-rata 1-15 cm per tahun dan hampir separuh kota sekarang berada di bawah permukaan laut.

Dampaknya langsung terlihat di Jakarta Utara.

Di Kecamatan Muara Baru, seluruh gedung perkantoran terbengkalai.

Baca Juga: Ngungsi di Hotel Gegara Tak Bisa Pulang Akibat Banjir DKI Jakarta, Anya Geraldine Ngeluh: Ngungsi Seada-adanya, Sebal

Dulu itu adalahtempat perusahaan perikanan, tetapi kini hanya lantai pertama saja yang digunakan.

Lantai dasar yang terendam penuh dengan genangan air banjir ini terjadi karena tanah di sekitarnya lebih tinggi sehingga air tidak bisa kemana-mana.

“Jalan setapaknya seperti ombak, berkelok ke atas dan ke bawah, orang bisa tersandung dan jatuh,” kata Ridwan, warga Muara Baru yang kerap mengunjungi pasar ikan.

Karena permukaan air di bawah tanah semakin menipis, tempat berjalan kaki para pengunjung pasar di tanah tenggelam dan bergeser, menciptakan permukaan yang tidak rata dan tidak stabil.

Baca Juga: Digadang-gadang Bakal Jadi Kota Pertama yang Tenggelam di Dunia, Belanda Tawarkan Skenario Gila demi Selamatkan Jakarta

"Tahun demi tahun, tanah terus tenggelam," katanya.

Jakarta Utara secara historis merupakan kota pelabuhan dan bahkan sampai saat ini menjadi salah satu pelabuhan laut tersibuk di Indonesia, Tanjung Priok.

Letaknya yang strategis di mana sungai Ciliwung mengalir ke Laut Jawa menjadi salah satu alasan mengapa penjajah Belanda memilih untuk menjadikannya hub yang ramai di abad ke-17.

Tapi saat ini 1,8 juta orang tinggal di sana. Menciptakan masalah lain.

Baca Juga: Inilah Wanita yang Tetap Dihukum Mati Meski Sudah Mati, Tewas karena Serangan Jantung dan Masih Harus Digantung

Contohsebuah vila mewah dengan pemandangan laut milikSophia.

Menurutnya vilanya tidak akan tenggelam dalam waktu dekat. Tetapi ada retakan munculdi dinding dan pilar setiap enam bulan.

“Kita harus terus memperbaikinya,” katanya.

"Tapi petugas pemeliharaan mengatakan retakan itu disebabkan oleh pergeseran tanah."

Baca Juga: Massa Anti-Kudeta Mengutuk Indonesia, Media Inggris, Perancis hingga AS Beritakan Rakyat Myanmar 'Memaki' Langkah Retno Marsudi

Dia tinggal di sini selama empat tahun tetapi sudah beberapa kali banjir.

"Saya kaget melihat air laut mengalir masuk dan menutupi kolam renang seluruhnya. Kami harus memindahkan semua perabotan kami ke lantaikedua."

Tingkat dramatis tenggelamnya Jakarta sebagian disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan untuk digunakan sebagai air minum, mandi, dan keperluan sehari-hari lainnya oleh penduduk kota.

Air pipa tidak dapat diandalkan atau tersedia di sebagian besar wilayah. Sehingga orang tidak punya pilihan selain menggunakan pompa air dari akuifer jauh di bawah tanah.

Baca Juga: Tepat Depan Muka Pak Presiden, Anies Baswedan Pamerkan Pencapaian Tingkat Dunia Ini kepada Jokowi

Tetapi ketika air tanah dipompa keluar, tanah di atasnya tenggelam seolah-olah berada di atas balon yang mengempis dan ini menyebabkan penurunan tanah.

Situasi ini diperburuk oleh peraturan yang longgar yang memungkinkan hampir semua orang melakukannya.

Misalnya dari pemilik rumah individu hingga operator pusat perbelanjaan besar, untuk melakukan ekstraksi air tanah mereka sendiri.

Masalahnya adalah mereka mengambil lebih dari yang diperbolehkan.

Orang-orang mengatakan bahwa mereka tidak punya pilihan. Sebab pihak berwenang tidak dapat memenuhi kebutuhan air mereka.

(Mentara DP/Intisari)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Intisari Online

Baca Lainnya