Sosok.ID - China menilai penjualan senjata AS ke Taiwan bersifat melanggar prinsip satu-China dan tiga komunike.
Dilansir dari Global Times, prinsip itu ditandatangani kedua negara pada 17 Agustus 1982.
"Pemerintah AS tidak berusaha melaksanakan kebijakan penjualan senjata jangka panjang ke Taiwan, bahwa penjualan senjatanya ke Taiwan tidak akan melebihi, baik secara kualitatif atau kuantitatif," bunyi tiga komunike 1982.
China tampak resah dengan ulah AS yang dinilai melanggar janji, namun juga menyoroti bahwa Taiwan sebenarnya digunakan AS sebagai 'pabrik uang'.
AS sebenarnya memiliki senjata berupa rudal anti-kapal yang lebih canggih dengan kemampuan siluman, tetapi tidak akan dijual kepada Taiwan.
Meski demikian, lebih banyak penjualan senjata berarti lebih banyak bahaya yang akan dihadapi China.
Li Haidong, seorang profesor di Institut Hubungan Internasional Universitas Urusan Luar Negeri China, mengatakan pada hari Selasa (27/10) bahwa AS dapat membuat penyesuaian pada kebijakan China jika Trump gagal dipilih kembali dalam Pilpres melawan Joe Biden.
Tetapi sebelum transisi kekuasaan formal dilakukan pada Januari 2021, pemerintahan Trump juga dapat membuat langkah yang lebih ekstrim dan ofensif, yang "tidak akan ditolerir oleh China."
Mentalitas perang dingin dinilai telah mendorong para pembuat kebijakan AS untuk menahan China.
AS mampu meraup keuntungan besar atas penjualan senjata ke Taiwan.