Sosok.ID - China dengan keras mengutuk Amerika Serikat (AS) karena menjual senjata canggih ke Taiwan.
Beijing menganggap penjualan senjata AS ke Taiwan sangat melanggar prinsip satu-China dan tiga komunike yang ditandatangani China dan AS pada 17 Agustus 1982, kata Wang.
China mengancam pada hari Senin (26/10/2020) bahwa pihaknya akan memberikan sanksi terhadap perusahaan industri militer AS dan individu yang terlibat dalam penjualan senjata ke Taiwan.
Namun setelah ancaman itu AS justru mengumumkan rencana untuk putaran baru penjualan senjata kepada otoritas Taiwan yang separatis dengan rudal Harpoon ofensif yang dapat menyerang daratan China.
Dikutip dari Global Times, Rabu (28/10/2020), pakar daratan China memperingatkan bahwa meskipun rudal ini tidak dapat mengancam Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) secara efektif, namun ini adalah provokasi yang lebih besar daripada di masa lalu.
China mendesak AS untuk menghentikan dan membatalkan rencana penjualan senjata yang relevan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada hubungan China-AS.
Hal itu disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pada konferensi pers rutin hari Selasa, mencatat bahwa "China akan mengambil tindakan yang sah dan perlu untuk menjaga kedaulatan dan kepentingan keamanannya dengan tekad yang kuat."
Apakah sanksi tersebut dapat secara efektif menghentikan langkah AS atau tidak, China tetap harus menunjukkan tekadnya untuk menjaga niatnya dalam konflik dengan Taiwan.
Mereka tak mengizinkan negara lain mengusik klaimnya atas wilayah Taiwan, negara yang diklaim Tsai-Ing Wen berpemerintahan sendiri.
Bagi Taiwan, lebih banyak penjualan senjata tidak akan membawa keamanan, tetapi akan membuatnya semakin dekat ke ambang perang, kata para ahli.