Sosok.ID - Sebuah kejadian sangat langka menyangkut Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un terjadi baru-baru ini.
Bahkan kejadian tersebut menjadi sorotan bukan hanya bagi rakyat Korea Utara saja melainkan publik dunia juga terkejut mengenai apa yang dilakukan oleh Kim Jong Un.
Kim Jong Un yang dijunjung laiknya Dewa bagi rakyat Korea Utara tersebut untuk pertama kalinya memperlihatkan sisi kemanusiaannya.
Pertama kali dalam sejarah, pemimpin yang disebut-sebut sebagai seorang diktator tersebut meneteskan air mata.
Baca Juga: Spionase Korsel Beraksi, Mata-matai Parade Militer Korea Utara Hingga Tahu Detail Perencanannya
Tangis Kim Jong Un bahkan pecah dan disaksikan oleh hampir seluruh pejabat dan rakyat negara berideologi Junche tersebut.
Momen emosional yang sempat mengejutkan publik tersebut terjadi dalam sebuah parade militer.
Parade militer itu dilaksanakan sebagai perayaan 75 tahun berdirinya Partai Buruh di Lapangan Kim Il Sung, Pyongyang.
Tangisan Kim Jong Un terjadi saat dirinya mulai berpidato di depan warga Korea Utara.
Saat itu, Kim sedang menceritakan segala kesulitan yang dialami oleh negaranya sepanjang tahun 2020 ini.
Tak disangka, air mata pemimpin yang disebut-sebut otoriter tersebut justru meneteskan air mata.
Selain menceritakan kondisi ekonomi negaranya yang sulit sepanjang tahun ini, Kim juga mengungkapkan bagaimana sanksi internasional yang harus ditanggung negaranya kali ini.
Sanksi tersebut berkaitan dengan uji coba senjata yang pernah dilakukan oleh militer Korea Utara.
Tak hanya itu saja, bencana yang melanda negara tetangga Korea Selatan itu juga menjadi rentetan kesulitan yang dialami oleh Korea Utara.
Salah satunya adalah banjir bandang, terjangan topan, serta dampak virus corona yang bermula dari Wuhan China yang notabene cukup dekat dengan Korea Utara.
"Berapa orang yang sudah bertahan dan menderita dengan kondisi sulit saat ini? tanya Kim Jong Un dalam pidatonya, di mana dia mulai menangis.
Kim pun tak lupa mengapresiasi militer negaranya yang ia sebut sangat patriotik saat bergerak cepat menangani banyak masalah negara termasuk pencegahan penyebaran covid-19 dan penanggulangan bencana alam lainnya di sepanjang tahun ini.
Baca Juga: Demi Ekonomi Maju, Rakyat Korut Diperas Tenaganya oleh Kim Jong Un dengan Kerja Paksa Tanpa Henti
"Perjuangan mereka tak bisa dibalas hanya dengan air mata terima kasih. Saya menyesal dan sakit karena tak bisa bersama mereka di malam penuh kemenangan ini," kata dia.
Apresiasi tersebut diungkapkan oleh Kim lantaran sampai saat ini belum tercatat satu kasus virus corona pun yang menjangkit warga negaranya.
Selain itu, Kim pun membuka asa baru mengenai persahabatan dengan negara tetangganya yang sempat putus beberapa bulan lalu.
Kim menawarkan kata-kata lebih bersahabat kepada Korea Selatan, di mana dia berharap bisa menggenggam tangan tetangganya jika pandemi berakhir.
Melansir dari Bloomberg, Sabtu (10/10/2020), meski demikian, Kim berharap dan berusaha negaranya akan meningkatkan kemampuan pasukan militernya.
Pemimpin negara yang dijuluki "Pria Roket" oleh Donald Trump tersebut mengisyaratkan peningkatan militer negaranya.
"Termasuk ancaman nuklir yang secara terus menerus digaungkan oleh kekuatan musuh," jelas pemimpin Korut sejak 2011 tersebut.
Berbicara kepada kerumunan dari balkon, Kim menuturkan Korea Utara bukanlah negara pertama kali menggunakan senjata nuklir jika terjadi konflik.
"Tetapi jika ada negara yang berusaha menyerang kami, maka saya akan mengerahkan senjata terhebat kami dan menghukum mereka," janjinya.
Duyeon Kim, peneliti senior di Center for a New American Security di Seoul berkata, pidato Kim kali ini terasa lebih menyejukkan.
"Dia hampir berusaha tidak memprovokasi AS, sambil di saat bersamaan memamerkan keberhasilan negaranya untuk merekatkan persatuan," ujar Duyeon Kim.
Selain dimeriahkan oleh defile pasukan, parade militer merayakan 75 tahun Partai Buruh itu juga menjadi ajang perkenalan senjata baru.
Salah satunya adalah rudal balistik antar benua (ICBM) terbaru Korut, yang disebut merupakan senjata terbesar yang dibuat oleh negara itu.
Acuannya adalah ketika diperkenalkan di Lapangan Kim Il Sung, ICBM yang belum diketahui namanya itu diangkut dengan kendaraan 22 roda.
Sebagai perbandingan, Hwasong-15 yang adalah ICBM terhebat Korut dan sanggap menempuh jarak 12.000 km, dibawa di kendaraan dengan 18 roda.
(*)