Sosok.ID - Setelah membaik hingga ada isu untuk menyatukan dua negara Korea kembali, kini hubungan kedua negara saudara itu kembali memanas.
Bahkan pada awal tahun lalu, memanasnya hubungan Korea Utara dan Korea Selatan memuncak dengan peledakan kantor penghubung kedua negara.
Kantor Penghubung di Kaesong itu diledakkan atas inisiatif dari adik perempuan pemimpin Korea Utara, Kim Yo Jong.
Genderang perang berkumandang lagi di kedua negara lantaran isu di perbatasan mengenai kekejaman Kim Jong Un dalam memimpin negaranya.
Korea Utara menuding ada campur tangan dari negara tetangga mereka dalam permainan isu melalui selebaran tersebut.
Kini pun hubungan kedua negara kembali memanas setelah adanya insiden penembakan dan pembakaran warga Korea Selatan di perbatasan.
Insiden itupun menjadi perhatian seluruh Korea Selatan bahkan dunia internasional.
Mengutip dari Indian Express, insiden itupun membuat kemarahan publik meningkat kepada negara berideologi junche terseebut.
Insiden awal pekan ini adalah pembunuhan pertama dalam sekitar satu dekade, dan Seoul menuntut Pyongyang untuk menunjukkan penyesalan atas perilakunya.
Apa yang terjadi di perbatasan itupun membuat Kim Jong Un, pemimpin Korea Utara tersudutkan.
Bahkan Kim pun secara langsung menunjukkan reaksinya terhadap insiden sadis di perbatasan dua negara tetangga tersebut.
Korea Utara mengirim surat pada Jumat (25/9/2020) pagi meminta maaf atas pembunuhan seorang pria berusia 47 tahun yang bekerja di kementerian perikanan, ungkap Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan Suh Hoon.
"Kim memberikan perintah untuk menyampaikan pesan bahwa dia sangat menyesal atas kejadian tersebut yang sangat mengecewakan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan rakyat Korea Selatan," kata surat tersebut, menurut Suh. Media resmi Korea Utara sejauh ini tidak menyebutkan insiden tersebut.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya seorang pegawai pemerintahan Korea Selatan dikabarkan menghilang pada hari Senin lalu di kapalnya di dekat Pulau Yeonpyeong.
Daerah sekitar 10 kilometer di bagian selatan perbatasan laut yang dikenal dengan Garis Batas Utara.
Namun kabar menggemparkan diketahui pada hari Kamis kemarin, ternyata personel keamanan dari Korea Utara menjadi dalam menghilangnya pejabat Korea Selatan tersebut.
Diberitakan bahwa warga Korea Selatan itu diketahui ditembak dan dibakar.
Kabarnya, sebenarnya warga Korea Selatan itu telah berusaha menghindari petugas perbatasan Korea Utara.
Namun karena wabah virus corona membuat anak buah Kim Jong Un bertindak terlalu tegas untuk mengantisipasi virus corona masuk ke negara mereka.
Korea Utara menembaki target selama lebih dari satu jam, menewaskan dua warga sipil dan dua marinir.
Tragedi tersebut merusak hampir 300 bangunan dan membakar area hutan.
Insiden itu juga menandai titik terendah dalam hubungan kedua negara, buntut dari serangkaian insiden yang dimulai pada tahun 2008 ketika Korea Utara menembak mati seorang turis wanita Korea Selatan berusia 53 tahun yang berkeliaran di dekat fasilitas militer di sebuah resor di Gunung Kumgang, Korea Utara.
Meskipun permintaan maaf secara resmi telah dilayangkan oleh Kim Jong Un, namun warga Korea Sealtan merasa geram.
Bahkan mereka mengosongkan fasilitas yang seharusnya jadi tempat pertemuan orang-orang dari kedua negara untuk bertemu.
(*)