Demi Wujudkan Hasrat Pamer Kim Jong Un, Ribuan Warga Korea Utara Dipaksa Pertaruhkan Nyawa Kerja 22 Jam di Tambang untuk Selesaikan Pembangunan Rumah Sakit Baru

Minggu, 13 September 2020 | 17:00
Via Mirror

Foto Kim Jong Un yang dirilis oleh media nasional Korea Utara yang diklaim diambil pada Jumat (4/5/2020).

Sosok.ID - Kim Jong Un lagi-lagi menjadi perhatian setelah mempekerjakan ribuan warga Korea Utara untuk membangun sebuah rumah sakit.

Ribuan warga yang terdiri dari anak sekolah dari tingkat SD sampai SMA dipaksa bekerja di sebuah tambang bersama para orang tua yang seharusnya sudah pensiun.

Dilansir Sosok.ID dari Daily Mail, di antara orang tua, disinyalir ada yang sudah berusia 75 tahun.

Mereka di mobilisasi ke Kota Sijung untuk mengumpulkan kalsium karbonat dan menggiling batu menjadi bubuk di Tambang Sijung, lapor media pembangkang.

Baca Juga: Kejamnya Hidup di Bawah Langit yang Sama dengan Kim Jong Un, Warga Korea Utara Sebut Kematian Jauh Lebih Indah daripada Dipenjara Gegara Cari Sesuap Nasi Pakai Cara Ini

Bahan itu nantinya akan digunakan untuk membangun dan mengecat Rumah Sakit Umum Pyongyang yang baru.

Kim Jong Un telah menuntut agar rumah sakit itu rampung sebelum 10 Oktober 2020.

Tanggal itu bertepatan dengan hari peringatan ke-75 berdirinya Partai Buruh.

Keterlambatan pembangunan rumah sakit tersebut dari jadwal yang telah ditetapkan terjadi karena Korea Utara mendapat sanksi internasional.

Baca Juga: Sempat Dikabarkan Telah Dieksekusi Mati Gegara Kasus Pornografi, Inilah Sosok Mantan Kekasih Kim Jong Un yang Sering Buat Ibu Negara Korea Utara Termakan Api Cemburu

Setelah negara tertutup itu menolak menghentikan proyek pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik dari jarak jauh.

Karena tidak ingin mengecewakan Kim Jong Un, manajer Sijung pun terpaksa mempekerjakan warga Korea Utara dari semua kalangan.

Sebuah sumber di Provinsi Chagang mengatakan kepada situs web Daily NK:

"Pada awal Juli, Kabinet dan Komite Sentral memerintahkan Tambang Sijung untuk memproduksi 10 ton kalsium karbonat untuk proyek rumah sakit."

Baca Juga: Ngaku Dengar Sendiri dari Mulut sang Diktaktor, Donald Trump Sebut Kim Jong Un Pamerkan Jasad Pamannya yang Tak Berkepala ke Publik

Daily NK, yang memiliki sejumlah 'reporter' bawah tanah di Korea Utara dan menggunakan ponsel untuk berkomunikasi dengan dunia luar memberitakan:

"Tambang itu saat ini beroperasi dengan kapasitas penuh, dan para pekerja dipaksa banting tulang dalam shift 22 jam setiap hari di bawah pengawasan manajemen tambang.

"Komite partai tambang memerintahkan seluruh keluarga untuk bekerja."

Pembangunan rumah sakit itu sendiri sejatinya sudah hampir selesai, tinggal memasang ubin dan pengecatan yang terlambat dari jadwal.

Baca Juga: Keluar Lubang Buaya Malah Masuk ke Kandang Macan, Susah Payah Pertaruhkan Nyawa Demi Kabur dari Korea Utara Gegara Masalah Kelaparan, Hidup Pembelot Korut Ini Justru Makin Menderita Usai Dijual ke Tempat Pelacuran

Di Korea Utara sendiri, seseorang seharusnya pensiun ketika sudah berusia 60 tahun.

Namun, untuk mengejar proyek-proyek negara, partai itu menaikkan usia pensiun menjadi 75 tahun dengan bekerja di tambang.

Sebuah sumber mengatakan kepada Daily NK: "Para orang tua dengan penglihatan buruk yang bahkan tak bisa berjalan dengan baik khawatir hidup mereka akan berakhir di tempat itu.

"Mereka sangat kesal dan mengutuk para pejabat yang bertanggung jawab."

Baca Juga: Baru Kemarin Sore Kim Jong Un Kirim Pasukan untuk Tembak Mati Siapapun yang Ada di Perbatasan China Demi Hentikan Covid-19, Korea Utara Dikabarkan Sedang Latihan untuk Gelar Parade Militer Besar-besaran di Pyongyang

Sementara itu, para pejabat menyatakan bahwa para pekerja harus mengumpulkan 10 ton kalsium karbonat mulai bulan depan agar rumah sakit bisa rampung sesuai tenggat waktu yang ditetapkan Kim Jong Un.

Sudah mati-matian bekerja untuk membangun rumah sakit itu pun, para pekerja tambang disinyalir tak bisa menikmati fasilitas tersebut.

Sebab, fasilitas itu dibangun khusus untuk kaum elit Korea Utara.

Kim Jong Un sadar betul, seperti ayah dan kakeknya, untuk mempertahankan kekuasaannya, ia membutuhkan dukungan dari kalangan elit Korea Utara.

Baca Juga: Tak Selevel dengan Negara Lain yang Berlomba-lomba Cari Vaksin Covid-19, Kim Jong Un Perintahkan Pasukan Korea Utara untuk Tembak Mati Siapapun yang Berada di Perbatasan Korut-China Demi Hentikan Penyebaran Virus Corona

Karena itu, ia menyuap mereka dengan menyediakan fasilitas kesehatan dan rekreasi yang lebih baik, untuk mempertahankan dukungan mereka.

Nasib yang sungguh berbanding terbalik dengan para pekerja tambang yang bahkan tak bisa menggarap lahannya sendiri karena waktunya habis untuk bekerja.

Mereka terancam gagal panen karena tak bisa merawat lahannya.

Padahal hasil panen itu merupakan persediaan makanan mereka selama musim dingin yang berlangsung beberapa bulan.

Baca Juga: Stok Makanan Makin Menipis, Kim Jong Un Buru Anjing Peliharaan Para Elit Korea Utara untuk Dijadikan Santapan di Restoran

Sumber dari Daily NK menambahkan: "Mereka perlu merawat lahan dengan memberi pupuk, tetapi malah dimobilisasi.

"Parahnya lagi, mereka yang dipaksa bekerja di tambang terpaksa susah payah banting tulang karena mereka tak bisa makan."

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Daily Mail

Baca Lainnya