Keluar Lubang Buaya Malah Masuk ke Kandang Macan, Susah Payah Pertaruhkan Nyawa Demi Kabur dari Korea Utara Gegara Masalah Kelaparan, Hidup Pembelot Korut Ini Justru Makin Menderita Usai Dijual ke Tempat Pelacuran

Sabtu, 05 September 2020 | 17:00
Kolase gambar Yonhapnews dan Instagram/Yeonmi Park

Pembelot Korut mengatakan ia justru dijual ke rumah pelacuran setelah berhasil kabur dari Korea Utara.

Sosok.ID - Seorang pembelot Korea Utara (Korut) menceritakan pengalamannya kabur dari negeri yang dipimpin oleh Kim Jong Un itu.

Dilansir Sosok.ID dari Daily Mail, wanita 26 tahun bernama Yeonmi Park itu mengaku melarikan diri bersama sang ibu.

Sebab, ia sudah tak sanggup terus-terusan hidup diambang kelaparan dan kemiskinan.

Karena itu lah, saat berusia 13 tahun, ia dan ibunya melarikan diri ke China dengan melewati Sungai Yalu yang membeku.

Baca Juga: Gegara Foto 'Panas' Ri Sol Ju yang Dikirim Pembelot Korea Utara, Kim Jong Un Murka dan Ancam Perang Dunia III dengan Korea Selatan

Menurutnya, hanya ada sedikit pembelot yang memilih melintasi Zona Demiliterisasi (DMZ) ke Korea Selatan.

Kebanyakan, para pembelot Korut melarikan diri dari Korea Utara melalui China.

Namun, kenyataan pahit telah menanti Park dan sang ibu usai lolos dari Korea Utara.

Sebab, sesampainya di China ia justru 'dijual' ke pedagang manusia seharga 260 dolar (sekitar Rp 3,8 juta) oleh seorang ia sebut sebagai penculik.

Baca Juga: Baru Kemarin Sore Kim Jong Un Kirim Pasukan untuk Tembak Mati Siapapun yang Ada di Perbatasan China Demi Hentikan Covid-19, Korea Utara Dikabarkan Sedang Latihan untuk Gelar Parade Militer Besar-besaran di Pyongyang

Dia dan ibunya juga diperkosa oleh orang yang menculiknya itu.

Park mengatakan bahwa di China ada sebuah geng yang biasa menjual para pembelot Korut yang kabur ke Tiongkok.

Menurutnya, hal itu berhubungan dengan kurangnya wanita sebagai akibat kebijakan satu anak di Negeri Tirai Bambu.

Beberapa wanita bekerja sebagai pelacur sehingga mereka dapat menghasilkan uang untuk dikirim pulang, katanya.

Baca Juga: Tak Selevel dengan Negara Lain yang Berlomba-lomba Cari Vaksin Covid-19, Kim Jong Un Perintahkan Pasukan Korea Utara untuk Tembak Mati Siapapun yang Berada di Perbatasan Korut-China Demi Hentikan Penyebaran Virus Corona

via Daily Mail
via Daily Mail

Pembelot Korut yang dijual ke rumah pelacuran setelah berhasil lolos dari Korea Utara.

Sementara rumah pelacuran di Shanghai dan Beijing diduga sengaja menahan para pekerjanya.

Setelah hampir dua tahun terbelenggu bersama penculiknya, Park dan ibunya mempertaruhkan nyawa untuk melarikan diri ke Mongolia.

Keduanya kabur dengan menyeberangi Gurun Gobi yang membeku.

Park kemudian pindah ke Seoul, Korea Selatan sebelum akhirnya pindah lagi ke New York dan Chicago, Amerika Serikat.

Baca Juga: Stok Makanan Makin Menipis, Kim Jong Un Buru Anjing Peliharaan Para Elit Korea Utara untuk Dijadikan Santapan di Restoran

Namun, hidupnya tetap tak tenang karena ia mendengar kabar bahwa kerabatnya yang berada di Korea Utara telah menghilang.

Dia khawatir mereka akan dieksekusi atau dikirim ke kamp penjara di Korea Utara.

Sebab, menurut Human Rights Watch, para tahanan politik di tempat itu harus menghadapi 'penyiksaan, kekerasan seksual, kerja paksa, dan perlakuan tidak manusiawi lainnya'.

Mereka juga menjadi sasaran 'kerja paksa yang membahayakan nyawa karena dihadapkan dalam kondisi yang berbahaya'.

Baca Juga: Kotorannya Simpan Rahasia Negara, Kim Jong Un Sampai Diwajibkan Bawa Jamban Kemanapun Perginya, Siapa yang Berani Sentuh Toilet Pribadinya Bakal Dihukum Mati

"Terkadang mereka dipaksa bekerja saat musim dingin tanpa diberi pakaian yang layak," kata kelompok tersebut.

Warga Korea Utara dapat dikirim ke kamp penjara bila ketahuan berusaha membelot ke Korea Selatan atau pergi ke China untuk tinggal dam bekerja.

Para pembelot adalah sumber ketegangan antara dua negara Korea dan dianggap sebagai 'sampah masyarakat' oleh media resmi Korut.

Beberapa pembelot diketahui mengeirim selebaran propaganda ke seluruh DMZ, membuat marah Korut yang kemudian mengancam akan membalas dengan tindakan militer.

Baca Juga: Bertaruh Nyawa Tipu Kim Jong Un untuk Melarikan Diri, Pria Ini Langsung Ngemis-ngemis Minta Maaf Saat Dipertemukan Kembali dengan sang Pimpinan Korea Utara

Pada bulan Juni 2020 lalu, Korea Utara meledakkan kantor penghubung dua negara Korea.

Hal itu dimaksudkan untuk membina hubungan yang lebih baik antara kedua negara setelah menyuarakan kemarahan tentang aktivitas para pembelot.

(*)

Tag

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber Daily Mail