Bongkar Fakta Soal Kondisi Wuhan Saat Diserang Wabah Virus Corona, Mantan Pengacara Ini Langsung Diciduk Aparat, Diamankan dengan Tuduhan yang Biasa Digunakan untuk Menangkap Pembangkang di China

Kamis, 25 Juni 2020 | 17:00
South China Morning Post

Zhang Zhan, mantan pengacara yang diamankan aparat China karena beberkan kondisi wabah virus corona di Wuhan melalui siaran langsung.

Sosok.ID - Seorang jurnalis warga (citizen jurnalist) asal China diamankan oleh aparat setempat.

Setelah ia membongkar fakta soal virus corona di Kota Wuhan.

Melansir dari South China Morning Post, penangkapan mantan pengacara itu telah dibenarkan oleh ayahnya.

Pihak keluarga wanita bernama Zhang Zhan (37) itu mendapat kabar soal penangkapan tersebut pada hari Jumat (19/6/2020) lalu.

Baca Juga: Tegas! Jokowi Beri Waktu 2 Minggu untuk Khofifah Kendalikan Laju Infeksi,Jatim Jadi Provinsi dengan Kematian Corona Tertinggi Kedua di Indonesia

Zhan diangkap dengan tuduhan telah "membuat keributan dan menimbulkan masalah" di Shanghai.

Sekadar informasi, tuduhan itu biasa digunakan oleh pihak berwajib untuk menangkap para pembangkang di Tiongkok.

Penangkapan tersebut disetujui oleh jaksa penuntut di distrik Pudong Shanghai.

Zhang kini tengah ditahan di kantor kepolisian di distrik tersebut, menurut informasi resmi yang diberikan kepada orang tuanya.

Baca Juga: Gagal Jadi Pahlawan Bagi Warganya, Wali Kota Ini Malah Buat Ribuan Penduduknya Masuk Rumah Sakit, Setelah Sembarangan Beri Suntikan Vaksin Hewan yang Dipercaya dapat Cegah Virus Corona

"Saya sangat khawatir dengan kondisi kesehatannya dan penahanannya.

"Ibunya sangat terpukul," ujar ayah Zhang, melalui sambungan telepon.

"Kami tidak memiliki koneksi atau uang untuk membebaskannya.

"Kami sama-sama berada di situasi yang tidak berdaya," sambung pria 63 tahun yang menolak untuk menyebutkan namanya itu.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Mungkin Bisa Berakhir Sebelum Vaksinnya Ditemukan, Ahli Sebut Virus Corona Sudah Tak Seagresif 'Harimau' : Sekarang Ini Lebih Seperti 'Kucing Liar'

Zhang yang merupakan warga Shanghai diketahui telah melakukan perjalanan ke Wuhan pada Februari 2020 lalu.

Seperti yang diketahui, Wuhan adalah kota pertama di China yang diyakini sebagai asal-muasal virus corona.

Kala itu, ia menyiarkan secara langsung soal kondisi Wuhan melalui platform media sosial Twitter, YouTube, dan lainnya.

Twitter dan YouTube sendiri diblokir di China.

Baca Juga: 459 Istri di Semarang Kompak Menjanda, Gugatan Cerai untuk Para Suami Tetiba Menanjak Ekstrim Efek Corona, Begini Penjelasan Pengadilan Agama

Zhang juga menulis sebuah artikel yang kritis terhadap tanggapan pihak berwenang terhadap wabah di Wuhan.

Dalam tulisannya itu, Zhang mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan langkah-langkah yang melanggar hak asasi manusia.

Dia juga mempertanyakan apakah pihak berwenang telah menutupi parahnya wabah dan membahas soal penyensoran media mainstream.

Tetapi ayahnya mengatakan, ia prihatin dengan keputusan sang putri untuk menjadi jurnalis warga di Tiongkok.

Baca Juga: Ilmuwan Bongkar Kecerobohan China yang Diduga Jadi Penyebab Virus Corona Menyebar Luas hingga ke Seluruh Penjuru Dunia

Ia merasa pesimis apakah hal yang dilakukan sang putri itu dapat mendorong perubahan.

Bahkan, ia mengibaratkan hal yang dilakukan putrinya itu seperti "menghancurkan telur di atas batu".

Selain Zhang, ada tiga jurnalis warga lainnya yang dikabarkan menghilang di Wuhan.

Li Zehua, yang juga dikenal dengan Kcriss Li muncul kembali di media sosial pada akhir April setelah dia menghilang selama hampir dua bulan.

Baca Juga: Gegara Talenan Ikan Salmon, Jumlah Kasus Virus Corona di Beijing Melonjak Drastis, WHO Beri Peringatan Keras pada Seluruh Negara di Dunia agar Tak Bernasib Sama dengan Ibu Kota China

Sejak saat itu, Li mengatakan bahwa dirinya ditahan di pusat karantina di Wuhan dan kemudian dikirim ke fasilitas isolasi di kota asalnya.

Chen Qiushi, mantan pengacara hak asasi manusia yang menjadi jurnalis video melakukan perjalanan ke Wuhan pada akhir Januari melaporkan situasi yang memburuk.

Hingga kini, keberadaannya masih belum diketahui.

Begitu pula dengan vlogger terkenal, Fang Bin.

Baca Juga: Akhir Pandemi Virus Corona Sudah di Depan Mata, Obat Covid-19 Telah Ditemukan Peneliti Indonesia, Sudah Lulus Uji Klinis dan Beredar di Pasaran

Seorang teman keluarga mengatakan kepada South China Morning Post bahwa ibu Chen tidak dapat ditemui sejak bulan lalu.

Tetapi ia dia masih bebas untuk menghubungi dan bertemu dengan kerabat dekat.

Zhan Jiang, pensiunan profesor jurnalisme dan komunikasi Universitas Studi Asing Beijing, mengatakan bahwa jurnalis warga tidak memiliki perlindungan hukum di China.

Bahkan mereka dipandang sebagai "pengacau" oleh pihak berwenang.

Baca Juga: Temukan Hal Janggal di China Saat Lihat Satelit, Peneliti Harvard Klaim Virus Corona Kemungkinan Sudah Mewabah Sejak Agustus 2019, Tapi Baru Dilaporkan ke WHO pada Akhir Tahun

'Tidak ada pengakuan resmi dan tidak ada hukum yang bisa digunakan untuk membela mereka," kata Zhan.

"Mereka juga dipandang sebagai orang buangan sosial yang melakukan hal tidak berguna di mata publik.

"Hampir tidak ada orang zaman sekarang yang menghubungkan kasus ini dengan masalah seperti kebebasan berbicara.

"Ini adalah hasil dari propaganda dan sensor pemerintah selama bertahun-tahun," tambahnya.

Baca Juga: Menari di Atas Penderitaan Orang, ISIS Yakini Virus Corona adalah Azab dari Tuhan, Merasa Senang karena Covid-19 Buat Musuhya Kelimpungan

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : south china morning post

Baca Lainnya