Gegara Talenan Ikan Salmon, Jumlah Kasus Virus Corona di Beijing Melonjak Drastis, WHO Beri Peringatan Keras pada Seluruh Negara di Dunia agar Tak Bernasib Sama dengan Ibu Kota China

Rabu, 17 Juni 2020 | 11:13
Tribunnews

Kluster baru virus corona ditemukan dari sebuah talenan ikan salmon di Ibu Kota China, Pemerintah Kota Beijing sebut kondisi wilayahnya sangat parah, WHO wanti-wanti negara lain untuk siaga.

Sosok.ID - Kluster baru virus corona kembali ditemukan di Ibu Kota China.

Kali ini, berawal dari sebuah talenan ikan salmon di sebuah pasar di Beijing.

Kluster baru ini begitu mengejutkan karena selama hampir 2 bulan berturut-turut, Beijing melaporkan nol kasus virus corona.

Melansir dari Tribunnews, sebanyak 27 kasus dari kluster di Pasar Xinfadi dilaporkan otoritas kesehatan China, Selasa (16/6/2020).

Baca Juga: Akhir Pandemi Virus Corona Sudah di Depan Mata, Obat Covid-19 Telah Ditemukan Peneliti Indonesia, Sudah Lulus Uji Klinis dan Beredar di Pasaran

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC) mengatakan, virus yang ditemukan dari kluster baru di Beijing itu mirip dengan wabah yang menyerang di negara-negara Eropa.

Adapun, virus corona tersebut terdeteksi ditemukan dari sebuah talenan.

Menurut Kepala Ahli Epidemiologi CDC, Wu Zunyou, talenan itu biasa digunakan untuk ikan salmon impor di Pasar Xinfadi.

Namun, hingga kini masih belum diketahui dari mana wabah tersebut berasal.

Baca Juga: Seolah Tak Kapok Makan Hewan Liar hingga Sebabkan Pandemi Covid-19, China Kembali Jadi Sorotan Usai Ditemukan Ratusan Kucing Curian yang Siap Dijadikan Santapan, Merintih Kesakitan Sambil Berjubel di Dalam Kandang Berkarat yang Sempit

"Tidak bisa dipastikan secara jelas atau pasti bahwa ini berasal dari makanan laut impor," ucap Wu kepada media lokal China, CCTV, seperti dikutip Reuters.

"Kami menemukan beberapa kemungkinan. Yang paling mungkin adalah virus corona baru berasal dari luar China, atau bagian lain di China yang terbawa ke sini," sambung dia.

Dengan adanya kluster baru itu, selama lima hari belakangan, jumlah kasus yang ada di Ibu Kota China itu mencapai 106.

Karena itulah, otoritas Beijing langsung bergerak cepat untuk memutus rantai penularan.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Masih Belum Kelar, WHO Kembali Beri Peringatan Soal Ancaman Penyakit Lain, Virus Mematikan Lagi-lagi Mewabah di Tengah Masyarakat

Setidaknya 30 pemukiman warga ditutup dan puluhan ribu orang diperiksa.

Penelusuran wabah dilakukan ke berbagai daerah sekitar Pasar Xinfadi.

Hingga Senin malam, terdapat 22 daerah sekitar Pasar Xifandi yang berisiko menengah telah ditandai.

Diketahui, sebelumnya ada 11 daerah yang berisiko menengah.

Baca Juga: Temukan Hal Janggal di China Saat Lihat Satelit, Peneliti Harvard Klaim Virus Corona Kemungkinan Sudah Mewabah Sejak Agustus 2019, Tapi Baru Dilaporkan ke WHO pada Akhir Tahun

Tracing terhadap 200.000 orang yang telah berkunjung ke Pasar Xinfadi juga telah dilakukan.

"Situasi wabah di ibu kota saat ini sangat parah," kata juru bicara pemerintah kota, Xu Hejian, dalam konferensi persSelasa (16/6/2020).

Pernyataan Pemerintah Kota Beijing telah menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Melansir dari Kompas.com, diketahui Beijing telah melaporkan nol kasus baru selama 56 hari berturut-turut hingga kluster baru tersebut dilaporkan Kamis (11/6/2020).

Baca Juga: Kebohongan China Soal Virus Corona Kembali Terkuak, Database yang Bocor Mencatat Jumlah Sesungguhnya dari Kasus Covid-19 di Tiongkok, Diperkirakan Sudah Tembus 640 Ribu Kasus

Karena itu, WHO mendesak seluruh negara di dunia untuk waspada terhadap kemunculan kasus-kasus baru di beberapa negara.

Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis WHO, Dr. Maria Van Kerkhove.

"Seluruh negara harus tetap siap," desaknya seperti dikutip dari CNBC via Kompas.com, Senin (15/6/2020).

"Jadi, sangat penting bagi negara-negara untuk memiliki sistem yang dapat mengidentifikasi kasus terduga dengan cepat dan melakukan pemeriksaan," terangnya.

Baca Juga: Sekalipun Mati-matian Tingkatkan Kekuatan Militernya, Tingkok Diklaim Tak Akan Bisa Kalahkan Amerika di Laut China Selatan, Sosok Ini Bongkar Alasannya

Pihaknya juga meminta setiap negara untuk memastikan tes, isolasi, penelusuran kontak, dan karantina agar kasus baru dapat dikendalikan lebih cepat.

"Semua negara harus bersiap dengan episenter itu dan mencegah kemungkinan menjadi tempat selanjutnya bagi kasus-kasus baru untuk muncul," tambahnya.

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : tribunnews, KOMPAS.com

Baca Lainnya