Sosok.ID - Negara pimpinan diktator dunia Kim Jong Un, Korea Utara melayangkan peringatannya untuk Amerika Serikat.
Hal ini seiringan dengan keputusan Pyongyang untuk memutus saluran komunikasi dengan Korea Selatan.
Mengutip AFP via Tribun Jateng, pada Kamis (11/6/2020), Negeri Kim Jong Un memperingatkan Washington untuk tidak ikut mengkritisi keputusan Korut.
Kim tampak tak sennag jika AS ikut campur dalam hubungan Korea Utara dan Korea Selatan.
Baca Juga: Para Anggota Parlemen Gigit Jari, Trump Kerahkan Pentagon Tarik 9500 Pasukan Tentara AS di Jerman
Ia memperingatkan Trump untuk diam jika masih ingin melihat pemilu presiden di AS berjalan lancar.
Kantor berita KCNA mengeluarkan pernyataan, seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengecam sikap AS.
AS dianggap kerap 'merugikan pihak Korut dari belakang' sebagai sikap yang 'menjijikkan'.
Korut meminta Negeri Paman Sam untuk 'tidak bicara dan ikut campur lebih dahulu dalam hubungan internal antar Korea'.
Pernyataan itu disampaikan oleh Kwon Jong Gun, Direktur Jenderal dari Departemen Humas AS.
Mau tidak mau, jika ingin menghindari ketegangan dan memastikan pilpres berjalan lancar pada November mendatang, AS harus mendengarkan peringatan Trump.
Ancaman implisit itu bahkan disampaikan satu hari sebelum peringatan dua tahun pertemuan antara Kim Jong Un dan Donald Trump di Singapura.
Ya, itu adalah waktu dan tempat di mana dua pemimpin itu bertatap dan berjabat tangan untuk pertama kalinya.
Sejak gagalnya pertemuan Trump dan Kim tahun lalu, negosiasi nuklir Korea Utara menemui jalan buntu.
Analis menyebut pihak Pyongyang tidak mengambil langkah substantif untuk menyerahkan senjata.
Tetapi kebuntuan jalan membuat mereka frustasi atas kurangnya konsesi.
Hal itu diperburuk dengan adanya pembelot dan aktivis di perbatasan Korea Utara dan Korea Sekatan.
Para pembelot menyebar pesan propaganda anti Kim dan Pyongyang.
Korut juga telah melakukan serangkaian tes senjata dalam beberapa bulan terakhir.
AS yang berani ikut campur di tengah kekalutan Korea Utara telah membuat Kim marah, sehingga muncul sebuah ancaman.
Hubungan Seoul dan Pyongyang memanas hingga pada Selasa lalu Kim Jong Un mengumumkan pemutusan saluran komunikasinya dengan Korea Selatan.
AS menanggapi keputusan Kim Jong Un sebagai sesuatu yang 'mengecewakan'.
Sementara AS dan Soul memang bersekutu dalam keamanan, di mana Trump menempatkan sebanyak 28.500 tentara di perbatasan Korea Selatan. (*)