Sosok.ID - Tahun lalu, tepatnya pada 10 Oktober 2019, Wiranto yang kala itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) mengalami peristiwa penusukan.
Sepasang suami istri tiba-tiba menyerang Wiranto di tengah keramaian.
Wiranto saat kejadian diketahui selesai menghadiri acara peresmian gedung di salah satu universitas di Pandeglang, Banten.
Dalam serangan tersebut, bukan hanya Wiranto saja yang terluka.
Ajudan Wiranto, Ahmad Fuad Syauqi dan Kapolsek Menes Kompol Dariyanto juga menjadi korban.
Sementara dalam sidang yang digelar baru-baru ini, pelaku penusukan, Syahrial Alamsyah alias Abu Rara menyampaikan penyesalannya karena ikut melukai ajudan Wiranto.
Melansir Kompas.com, Abu Rara melalui kuasa hukumnya, Faris, dalam sidang telekonferens agenda pemeriksaan saksi di Ruang Sidang Ali Said Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Kamis (23/4/2020) meminta maaf atas kejadian itu.
"Saya meminta maaf atas kejadian yang menimpa bapak (Fuad)," ujar Abu Rara melalui Faris, seperti dikutip Antara via Kompas.com.
"Memang benar ada kejadian itu, hanya ditujukan pada Pak Wiranto," lanjutnya.
Abu Rara juga meminta maaf kepada seluruh orang yang ikut terluka dalam aksinya.
Ia juga meminta maaf atas nama sang istri, Ftria Diana yang juga ikut serta dalam aksi penusukan tersebut.
Sementara Fuad yang bersaksi dalam persidangan hari itu mengatakan, pelaku memang sempat melakukan pemberontakan saaat hendak diamankan polisi.
"Iya, berontak dia. Pada saat diambil pisaunya, dia berontak," ujar Fuad kepada majelis hakim.
Fuad mengatakan, saat kejadian ia melihatnya dari jarak sekitar dua meter.
Ia sontak berusaha melindungi Wiranto dengan cara memeluknya dari depan.
Saat itulah pisau Abu Rara menyasar di dada kiri dan bahu kanannya.
Selain memberontak, pelaku juga mengancam bakal melukai orang-orang di sekitarnya.
Abu Rara dari Lembaga Pemasyarakatan Cikeas, Bogor, Jawa Barat, membenarkan keterangan Fuad.
Adapun akibat penusukan itu Wiranto harus memotong 40 centimetir usus halusnya karena terluka.
Panglima ABRI itu juga mendapatkan luka di tangan saat berusaha menangkis serangan pelaku.
Di lain sisi Kapolsek Menes Kompol Dariyanto juga mengalami luka tusuk di sejumlah bagian tubuh.
Dariyanto dilarikan ke puskesmas dengan kondisi berlumuran darah.
Mengutip Kompas.com, serangan itu terjadi karena Abu Rara merasa stress dan tertekan karena perekrutnya ditangkap oleh polisi pada (23/4/2019) silam.
Untuk dikethui, Abu Rara dan sang istri tergabung sebagai simpatisan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang diduga terpapar radikalisme.
Mereka menentang Pancasila dan ingin bergabung bersama simpatisan ISIS di Suriah.
Pihak kepolisian juga telah lama mengintainya, namun saat itu dikatakan belum bisa menangkapnya karena Abu Rara yang baru masuk dalam kategori Taklim Khusus.
Kendati demikian, Abu Rara tak mengenal Wiranto. Saat itu ia hanyamemastikan pada istrinya untuk menyerang orang yang turun dari helikopter yang mendarat di alun-alun Menes (*)