Sosok.ID - Laju penyebaran virus corona baru atau Covid-19 di luar China, makin mengkhawatirkan.
Beberapa negara telah melakukan tindakan antisipasi dengan menutup pintu kedatangan, menutup tempat pariwisata, dan bahkan meminta umat beragama untuk beribadah di rumah masing-masing, alih-alih di rumah ibadah.
Hal ini dilakukan semata-mata untuk menghentikan laju infeksi pandemi Covid-19.
Seperti diketahui, Korea Selatan beberapa waktu lalu secara mengejutkan melaporkan ribuan kasus dalam sekejap.
Usut punya usut, kasus tersebut diidentifikasi muncul dari sekte aliran sesat Gereja Shincheonji, Korea Selatan yabg dipimpin oleh seorang bernama Lee Man-hee.
Melansir Kompas.com, Lee Man-hee diduga punya "andil" besar di separuh lebih 4.000 kasus virus corona di Korea Selatan pada (2/3/2020) lalu.
Sementara saat ini, Minggu (15/3) kasus virus corona di Korea Selatan telah mencapai angka 8.086 kasus.
Korea menjadi negara ketiga dengan kasus terbanyak setelah Italia dan Iran.
Negara paling banyak dikunjungi umat muslim, Arab Saudi juga telah menyetip sementara kedatangan jemaah umrah dari luar negaranya.
Fenomenan jarang tersebut telah membuat Ka'bah menjadi kosong, tak seperti hari-hari biasa.
Sementara beberapa waktu ini, jagat media dihebohkan dengan video viral seorang muazin yang menangis saat mengumandangkan azan.
Dilansir dari Aljazeera via Kompas.com, sejumlah masjid di Kuwait pada Jumat (13/3) lalu, membuat seruan azan yang berbeda.
Mereka mengganti seruan "Hayya'alash shollah" menjadi "shalluu fii richaaalikum, shalluu fii buyuutikum..." yang artinya, "salatlah di dalam perjalanan (kendaraan) kalian, salatlah di dalam rumah-rumah kalian."
Dalam video yang diunggah Aljazeera, muazin yang mengumandangkan azan terdengar menangis.
Video serupa juga diunggah oleh akun Instagram @mwv.mystic.
Tangis pilu sang muazin terdengar setelah ia menyerukan kepada umat muslim untuk melakukan ibadah salat di rumahnya masing-masing.
Dengan suara parau, muazin itu terdengar tak mampu melanjutkan azannya.
"Sebuah rekaman adzan yang dikumandangkan di Kuwait ini viral setelah memperdengarkan suara parau sang muadzin saat mengubah panggilan shalat dari "Hayya 'alash shollah" menjadi "Ashsholatu fii buyutikum" atau yang berarti 'Salatlah di rumah masing-masing,'" tulis akun tersebut, seperti dilansir Sosok.ID dikutip dari Instagram @mwv.mystic, Minggu (15/3).
Menurutnya, tindakan ini selaras dengan apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di masa lalu.
"Hal ini bukanlah sesuatu yang baru, hal yang sama sudah disunnahkan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam jika kondisi lingkungan tidak memungkinkan untuk beribadah sholat berjamaah di mesjid. Dalam hal ini, beberapa alasan diantaranya hujan lebat, angin kencang, terjadinya suatu peristiwa yang membahayakan jika orang2 keluar rumahnya," tulisnya.
Adapun perubahan redaksi azan ini sesuai dengan keputusan Kementrian Awqaf, Kuwait, yang juga menghentikan sementara khutbah Jumat dan salat berjamaah di masjid-masjid sampai pengumuman selanjutnya.
Sebagai antisipasi penyebaran virus corona, Kementerian mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Otoritas Kesehatan Kuwait dan Komite Fatwa dan Pelayanan Kuwait memutuskan untuk menghentikan khotbah dan salat Jumat sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Meski belum melaporkan adanya korban meninggal, Kuwait juga melakukan larangan penerbangan keluar masuk Kuwait.
Warga dan penduduk Kuwait juga telah bersiap untuk mengunci rumahnya dan bergegas pergi ke toko-toko terdekat setelah pemerintah mengambil tindakan luar biasa terhadap wabah Covid-19.
Melansir Reuters via Kompas.com, seorang warga Kuwait, Laila al-Qatami mengatakan kalau dia mendengnar banyak orang mengeluh tentang keinginan mereka pergi ke tempat umum dan melakukan perjalanan.
Tapi menurutnya, tindakan itu lebih aman daripada ia harus menyesal di kemudian hari.
Lebih lanjut, Menteri Perdagangan, Khalid al-Roudan berusaha meyakinkan warga Kuwait atas pasokan barang dan larangan pada ekspor makanan hanya bersifat sementara.
Menurut Khalid al-Roudan, masyarakat tidak perlu khawatir sebab Kuwait memiliki stok makanan strategis yang cukup untuk beberapa bulan.
(*)