Tak Ada Biaya Berobat dan Cuma Bisa Andalkan Krim Pelembab, Orang Tua Bayi dengan Kulit Seperti Plastik di Kalimut Pasrah

Kamis, 07 November 2019 | 10:13
Dokumentasi Istimewa via Kompas.com/Kontributor Magetan, Sukoco

Tak Ada Biaya Berobat dan Cuma Bisa Andalkan Krim Pelembab, Orang Tua Bayi dengan Kulit Seperti Plastik di Kalimut Pasrah

Sosok.ID - Suara tangisan nyaris tak ada hentinya keluar dari mulut mungil bayi berusia 6 bulan di Kalimantan Utara (Kalimut) ini.

Bagaimana tidak, sudah tiga bulan bayi malang di Kalimantan Utara ini mengalami kondisi langka dimana kulitnya terasa seperti plastik dan mudah mengelupas.

Pasrah lantaran terkendala biaya, orang tua bayi malang di Kalimantan Utara (Kalimut) hanya bisa mengandalkan pelembab kulit seadanya untuk menenangkan sang anak.

Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, adalah Miyzan Haziq Abdillah nama bayi yang menderita kondisi kulit langka ini.

Baca Juga: Aji Mumpung! Demi Dapat Video Panas Gratisan, Pria Ini Bolak-balik Jongkok di Depan Kamar Hotel Hingga Tak Sadar Aksinya Terekam CCTV

Miyzan Haziq Abdillah adalah anak semata wayang dari pasangan Nurul Qomar (31) dan Finki Kurnia (22) yang tinggal di perbatasan Indonesia-Malaysia, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Sudah terhitung tiga bulan, bayi Miyzan mengalami kondisi kulit langka ini.

Kondisi langka ini membuat kulit di sekujur tubuh Miyzan terlihat mengering kemerahan seperti melepuh dan pecah-pecah.

Kondisi ini membuat kulit bayi Miyzan sangat mudah mengelupas.

Baca Juga: Viral Ramalan Anak Indigo Sebut Prabowo Bakal Maju Pilpres 2024, Bersaing dengan Tito Karnavian dan Politikus Wanita

Saat kulitnya mengering dan mengelupas, bayi Miyzan akan gelisah dan menangis tanpa henti.

Ketika ini terjadi, sang ibu, Finki hanya bisa menggendong sang anak sembari memberinya ASI.

Sesekali ia mengayunkan sang anak sembari memohon kepada Tuhan agar penyakit anaknya segera disembuhkan.

“Kami hanya gendong kalau sudah begitu, atau kami ayun karena kami tahu kalau dia rewel, pasti dia merasa gatal dan pedih,” ujar suami Finki, Nurul Qomar seperti yang dikutip Sosok.ID dari Kompas.com, Kamis (7/11/2019).

Baca Juga: Antri Dapat 'Jatah' Usai Pesta Miras, 4 Pemuda Tunggu Sinyal Kedipan Lampu Senter Untuk Lampiaskan Nafsu Pada 2 Gadis ABG

Padahal awalnya, Miyzan lahir secara normal tanpa masalah kesehatan apapun seperti bayi pada umumnya.

Mengutip Kompas.com, masalah mulai timbul saat Miyzan berusia 3 bulan.

Saat itu kedua orang tua Miyzan menemukan ada benjolan sebesar kacang di bawah ketiak sang anak.

Benjolan tersebut berisi cairan yang lama kelamaan berubah jadi nanah.

Baca Juga: Perutnya Tak Membuncit dan Rutin Datang Bulan, Wanita Ini Kaget Ketika Tiba-tiba Melahirkan, Kisahnya Gegerkan Warga

Lantaran rumah yang terlalu jauh dari rumah sakit umum di Kabupaten Nunukan, orang tua Miyzan hanya mampu membawanya berobat ke puskesmas pembantu di kawasan Tulin Onsoi.

Usai berobat, benjolan berisi nanah di bawah ketiak Miyzan sempat sembuh.

Namun rupanya seminggu berlalu, pada lipatan kulit Miyzan muncul bintik-bintik merah dan ruam bak biang keringat.

Lambat laun, bintik-bintik merah tersebut menyebar ke hampir seluruh permukaan kulit Miyzan.

Baca Juga: 15 Tahun Mati-matian Jadi Pemulung Demi Hidupi Kelima Anaknya, Lansia Ini Malah Diusir Mantu Hingga Utang Rp 5 Ribu pun Ditagih

Panik, kedua orang tua Miyzan langsung membawa sang anak ke dokter spesialis kulit di Kota Tarakan.

Sama seperti benjolan di bawah ketiak, ruam merah di sekujurtubuh Miyzan sempat sembuh dan kulit sang bayi kembali normal.

Jalan dua minggu pengobatan, tiba-tiba saja seluruh permukaan kulit bayi Miyzan mendadak mengering dan kasar.

Teksturnya yang keras mirip seperti permukaan plastik ketika dipegang.

Baca Juga: Pamit Beli Sabun ke Warung, Ibu Ini Kabur ke Pelukan Pacar Tajirnya, Tinggalkan 4 Anaknya Kelaparan Hingga Alami Gizi Buruk dan Lumpuh

”Kalau dipegang agak keras seperti lapisan plastik itu, tidak kenyal seperti kulit bayi biasanya,” kata Qomar.

Permukaan kulit Miyzan yang mengering kemudian mulai terlihat retak dan pecah seperti lapisan tanah kering di musim kemarau.

Satu per satu permukaan kulit yang mengering tersebut mulai mengelupas dan meninggalkan ruam merah seperti melepuh.

Bahkan pada bagian wajah, kulit bayi Miyzan yang mengelupas disertai dengan darah.

Baca Juga: Melahirkan Sambil Berdiri Hingga Janin Jatuh ke Lantai, Ibu Bayi yang TewasDimasukkan ke Mesin Cuci: Saya Baru Tahu Kalau Hamil

Sejak kulitnya mengelupas, Miyzan lebih banyak rewel dan menangis.

Tak hanya rewel, bayi Miyzan juga terlihat berusaha menggaruk sejumlah bagian tubuhnya seperti daerah lipatan paha dan telinga.

Akibatnya, kedua orang tua Miyzan berjaga selama 24 jam karena sang anak tak berhenti menangis dan menggaruk tubuhnya.

Lantaran tak ada biaya untuk berobat, kedua orang tua Miyzan hanya bisa mengandalkan krim pelembab kulit ala kadarnya untuk meredakan tangis sang anak.

Baca Juga: Kecanduan Game Online, Remaja 17 Tahun Tewas di Depan Komputer Kesayangannya Setelah Semalaman Main Game, Ini Penyebabnya!

Dalam sehari, bayi Miyzan bisa diolesi krim pelembab sampai empat kali untuk mengurangi kondisi kering pada kulitnya.

Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, diketahui kedua orang tua Miyzan ini bukanlah pasangan suami istri yang berasal dari keluarga berada.

Untuk bertahan hidup sehari-hari, sang istri hanya bisa mengandalkan gaji suaminya, Qomar sebagai buruh serabutan kebun sawit di kampung Transmigran.

Jangankan untuk biaya pengobatan sang anak, untuk makan sehari-hari saja sudah sulit.

Baca Juga: Berita Militer : Pasukan Payung VDV Beruang Merah, Satuan Penyerbu Andalan Rusia yang Mampu Terjunkan Tank dari Udara

Terkendala soal biaya, kedua orang tua Miyzan pun hanya bisa mengandalkan krim pelembab kulit dan jasa pengobatan tradisional.

Beruntung pihak pemerintah desa kemudian membuatkan BPJS Kesehatan untuk bayi Mizyan sehingga bisa dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Nunukan. '

Mengutip Kompas.com, sejak ditangani oleh dokter di RSUD Kabupaten Nunukan, kondisi Mizyan akhirnya ada sedikit perubahan berarti.

Baca Juga: Tak Terima Keluarganya Diperlakukan Semena-mena, Pria Ini Berkhianat pada ISIS dan Beberkan Lokasi Abu Bakar al-Baghdadi pada AS

Kini bayi Miyzan sudah bisa tidur lelap lebih banyak dari biasanya dan berhenti menggaruk.

“Sudah lumayan bisa beristirahat dibandingkan biasanya,” kata Qomar.

Qomar mengaku belum tahu pasti penyakit apa yang diderita buah hatinya.

Sampai detik ini dia mengaku masih menunggu diagnosis dari dokter terkait kulit anaknya yang mengeras seperti plastik dan mengelupas tersebut.

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya