Follow Us

Militer Ukraina di Ambang Kekalahan Perang Lawan Rusia, Ini Sebabnya

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Kamis, 16 Februari 2023 | 18:18
Perang Rusia-Ukraina menuju babak baru menjadi Perang Rusia-NATO, ini tandanya!
Kementerian Pertahanan Rusia

Perang Rusia-Ukraina menuju babak baru menjadi Perang Rusia-NATO, ini tandanya!

Sosok.ID - Jelang setahun perang Rusia-Ukraina, militer Kremlin disebut-sebut diambang kekalahan telak.

Seperti diketahui perang Rusia-Ukraina telah berjalan selama hampir satu tahun usai Vladimir Putin memerintahkan invasi pada 24 Februari 2022 silam.

Tanda-tanda kekalahan militer Ukraina bahkan diungkap langsung oleh Sekretaris Jenderal Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jens Stoltenberg baru-baru ini.

Senin (13/2/2023) Sekjen NATO tersebut mengungkapkan bahwa perang Rusia-Ukraina menguras stok amunisi senjata yang dimiliki oleh aliansi.

Bukan tanpa alasan, NATO menjadi aliansi yang mendukung bahkan memberikan bantuan militer kepada Ukraina selama perang Rusia-Ukraina pecah.

Namun kali ini NATO mengaku kewalahan sendiri terkait bantuan militer yang terus menerus mereka berikan kepada militer Ukraina.

Melansir dari AFP, Stoltenberg menambahkan bahwa kini stok amunisi senjata di gudang NATO telah terkuras habis.

Hal itu tak lain karena perang Rusia-Ukraina disebut Stoltenberg memiliki tingkat penggunaan amunisi yang melebihi kapasitas produksi NATO.

"Perang di Ukraina menghabiskan banyak sekali amunisi, dan menghabiskan stok para sekutu," ungkap Stoltenberg.

Bahkan tingkat penggunaan amunisi oleh tentara Volodymir Zelenski melebihi kapasitas produksi yang dilakukan oleh NATO.

Akibatnya, industri pertahanan negara-negara anggota NATO kini berada di bawah tekanan.

“Tingkat pengeluaran amunisi Ukraina sekarang jauh lebih tinggi daripada tingkat produksi kami saat ini."

"Ini membuat industri pertahanan kami di bawah tekanan,” tambahnya.

Lebih lanjut, perang Rusia-Ukraina disinyalir akan berakhir dengan kekalahan Kyiv dalam waktu dekat ini.

Bukan tanpa alasan, hal itu karena waktu tunggu produksi amunisi kaliber besar saat ini meningkat kata Stoltenberg.

Sekjen NATO itu mengatakan waktu tunggu produksi amunisi kaliber besar meningkat dari 12 bulan menjadi 28 bulan.

Meski kekalahan Kyiv dalam perang Rusia-Ukraina di depan mata, namun Stoltenberg masih yakin NATO mampu memberi dukungan penuh kepada calon anggota aliansi mereka tersebut.

Sementara itu, baru-baru ini negara anggota NATO yang memberi dukungan Ukraina dengan bantuan militer telah melaksanakan pertemuan.

Pertemuan pendukung Ukraina dalam perang melawan Rusia dilakukan di Brussels, Selasa (14/2/2023) kemarin.

Salah satu pembahasan dalam pertemuan anggota NATO itu tak lain adalah membahas mengenai tuntutan senjata dari Ukraina.

Melansir dari Reuters, beberapa waktu terakhir Presiden Ukraina telah bersafari ke sejumlah negara di Eropa.

Salah satunya ke London, Inggris waktu lalu.

Dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Inggris, secara terang-terangan Ukraina meminta tambahan bantuan militer berupa pengiriman jet tempur modern.

Kini perang Rusia-Ukraina tengah berada di ambang penentuan jelang setahun pertempuran terjadi.

Diduga militer Rusia kini tengah merencanakan strategi serangan balik ke wilayah Ukraina.

Sementara itu untuk menanggapi dugaan serangan militer besar-besaran Rusia ke Ukraina, Duta Besar AS untuk NATO Julianne Smith mengatakan hal mengejutkan.

Smith mengungkap bahwa kini negara-negara anggota NATO tengah mengupayakan kerja sama dengan industri senjata untuk meningkatkan produksi amunisi dan memangkas waktu.

"Ini sangat penting untuk memastikan bahwa kami dapat terus mendukung Ukraina sambil juga memastikan kami secara kolektif dapat melindungi setiap jengkal wilayah sekutu," ungkap Smith dikutip dari AP.

(*)

Baca Juga: Babak Baru Perang Rusia-Ukraina Menunjukkan Tanda- tanda Perang Dunia!

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest