Follow Us

Saling Tuduh, Rusia dan Ukraina Berupaya Cuci Tangan Atas Ledakan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Terbesar di Eropa, Bencana Nuklir Ancam Manusia

May N - Minggu, 07 Agustus 2022 | 11:30
Ledakan di PLTN Zaporizhzhia, Ukraina, membuat Rusia dan Ukraina sama-sama saling cuci tangan atas kesalahan mereka dan ancaman bencana nuklir menyerang manusia
mirror.co.uk

Ledakan di PLTN Zaporizhzhia, Ukraina, membuat Rusia dan Ukraina sama-sama saling cuci tangan atas kesalahan mereka dan ancaman bencana nuklir menyerang manusia

Sosok.ID - Para pejabat Ukraina dan pakar internasional telah memperingatkan berbulan-bulan risiko pertempuran Rusia-Ukraina yang terjadi di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di tepi Sungai Dnipro, selatan Ukraina.

Awal minggu ini, pengamat nuklir global mengatakan tingkat bahaya situasi ini meningkat drastis.

Kemudian pada Jumat kemarin, ledakan terjadi di kompleks PLTN Zaporizhzhia, PLTN terbesar di Eropa, menimbulkan ketakutan bencana yang akan terjadi.

Moskow dan Kiev menuduh satu sama lain merusak PLTN tersebut, yang diambil alih pasukan Rusia awal Maret, bersamaan dengan pendudukan kota Enerhodar, tempat kompleks PLTN tersebut berada.

Melansir CNN, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyalahkan Moskow atas serangan itu.

Zelensky menyebut serangan itu sebagai "kejahatan biadab" dan "aksi teror."

"Hari ini, Rusia menciptakan situasi sangat berisiko lagi untuk semua orang di Eropa," paparnya pada Jumat malam.

Kementerian Pertahanan Rusia menyangkal klaim ini, mengatakan bahwa Ukraina-lah yng melakukan tiga serangan artileri di PLTN dan sekitarnya.

Kementerian Pertahanan menambahkan bahwa kapasitas generator di salah satu unit di PLTN tersebut sudah dikurangi, dan pasokan listrik yang lain terputus.

Operator PLTN Ukraina, Energoatom, menuduh pasukan Rusia menyerang PLTN Zaporizhzhia dan menggunakan kompleks tersebut sebagai panggung untuk menyerang target terdekat, termasuk di kota Enerhodar serta Nikopol yang dikuasai Ukraina.

Ketika pertempuran sengit terjadi di dekat fasilitas tersebut di awal-awal perang, kekhawatiran atas insiden nuklir sudah muncul, menimbulkan kecaman dari komunitas internasional.

Pasukan Rusia memaksa para manajernya untuk bekerja "di bawah todongan senjata" setelah merebut pabrik itu pada 5 Maret, menurut pejabat nuklir Ukraina.

Editor : May N

Baca Lainnya

Latest