Follow Us

Profil Sergei Lavrov, Menlu Rusia yang Hadiri G20, Pernah Dihormati Barat Sebelum Jadi Tangan Kanan Putin

May N - Senin, 14 November 2022 | 06:13
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov hadiri pertemuan para Menteri Luar Negeri G20 yang diadakan oleh Menlu Retno Marsudi
Reuters

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov hadiri pertemuan para Menteri Luar Negeri G20 yang diadakan oleh Menlu Retno Marsudi

Dia juga diperkirakan memiliki ratusan juta dolar properti dan aset lainnya.

“Dia adalah salah satu tokoh diplomatik Soviet terakhir”, kata Ben Judah, rekan senior di Pusat Eropa Dewan Atlantik.

Lahir di Tblisi, Georgia, 71 tahun lalu, Lavrov adalah produk dari kekaisaran Soviet akhir. Sergey Kalantaryan, nama asli Sergey Lavrov (dia kemudian menghapus nama ayahnya yang Armenia demi Lavrova, nama ibunya yang Rusia), dipilih untuk Institut Hubungan Internasional Negeri Moskow sekolah penyelesaian diplomatik yang dihormati di jantung Rusia, pada usia 22 tahun.

Dia fasih berbicara bahasa Inggris, Prancis, Sinhala dan Dhivehi Sri Lanka, bahasa resmi Maladewa.

Dia adalah seorang teknokrat yang sempurna dan memiliki ingatan yang menakjubkan.

Pada usia 32 tahun, dia telah menukar Moskow dengan New York, sebagai penasihat senior untuk misi Perserikatan Bangsa-Bangsa Uni Soviet; pada usia 42, dia diangkat sebagai wakil menteri luar negeri oleh Andrey Kozyrev, satu-satunya menteri luar negeri pro-Barat yang pernah dimiliki Rusia.

Putin menunjuk Lavrov untuk jabatan menteri luar negeri pada tahun 2004 dan ada saat ketika Barat memandangnya dengan hangat sebagai orang yang berprinsip dan sebagai operator yang mengesankan.

Mantan menteri luar negeri AS John Kerry dan Lavrov terikat karena kecintaan yang sama pada hoki es.

Ketika dia dan Lavrov akhirnya berhasil menyelesaikan pembicaraan maraton 13 jam tentang Suriah, mereka merayakannya dengan membawa pizza dan vodka kepada jurnalis.

“Pizzanya dari Amerika, vodkanya dari kami,” kata Lavrov.

Di New York dia berbagi lelucon dan kecerobohan dengan wartawan - seringkali dengan wiski dan sebatang rokok di tangan, menentang larangan merokok yang diberlakukan oleh Kofi Annan, yang saat itu menjabat sebagai sekretaris jenderal PBB.

“Lavrov adalah duta besar Rusia yang dihormati dan efektif untuk PBB pada tahun sembilan puluhan,” kata pensiunan diplomat Sir Kim Darroch, penasihat dekat Tony Blair, Gordon Brown dan David Cameron.

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest