Sosok.ID -Pada 16 September 2022, seorang wanita Iran berusia 22 tahun bernama Mahsa Amini yang juga dikenal sebagai Jina Amini atau Zhina Amini meninggal dunia di sebuah RSdi Teheran, Iran.
Penyebab kematiannya simpang siur.
Polisi moral beragama di Iran disebut menangkap Mahsa Amini karena tidak mengenakan jilbab sesuai standar pemerintah.
Beberapa saksi mata termasuk wanita-wanita yang ditahan dengan Mahsa Amini melaporkan melihat Amini dipukuli dan dia meninggal sebagai hasil kebrutalan polisi.
Menanggapi hal tersebut, Kedutaan Besar Iran untuk Republik Indonesia merilis pers release pernyataan mereka terkait kematian Mahsa Amini.
Redaksi Sosok.ID berhasil mendapatkan pers release resmi dari Kedutaan Besar Iran untuk Republik Indonesia
Berkaitan dengan berbagai perkembangan di Iran yang menarik perhatian masyarakat Republik Indonesia oleh pemberitaan yang dipublikasikan di berbagai media, maka melalui pernyataan pers ini kami akan menyampaikan perkembangan terkini berhubungan dengan peristiwa meninggalnya Mahsa Amini dan kerusuhan yang diprovokasi oleh pihak Barat di Iran.- Peristiwa meninggalnya Mahsa Amini merupakan hal yang menyedihkan bagi bangsa dan pemerintah Republik Islam Iran.
- Berbagai pejabat tinggi Republik Islam Iran mulai dari Pemimpin Agung, Presiden, kepala Mahkamah Agung, Parlemen dan berbagai badan negara menekankan investigasi dan pendalaman secara mandiri berkaitan dengan insiden ini oleh tim gabungan kepolisian forensik dengan beberapa dokter senior dan ahli dari berbagai bidang.
- Pada tanggal 7 Oktober 2022, Organisasi Kedokteran Forensik Iran menjelaskan penyebab kematian Mahsa Amini dengan mengeluarkan sebuah pernyataan. Dalam keterangan tersebut disebutkan bahwa kematian tersebut bukan disebabkan oleh pukulan di kepala atau organ vital dan anggota tubuh melainkan almarhumah Mahsa Amini meninggal dunia akibat hipoksia serebral, gangguan irama jantung mendadak, penurunan tekanan darah dan kehilangan kesadaran, serta kekurangan oksigen ke otak.
- Republik Islam Iran menerapkan transparansi dan keadilan sebagai pendekatan utamanya dalam menangani insiden yang melanda Mahsa Amini. Tetapi negara-negara Barat dan rezim zionis Israel yang telah mengalami kegagalan yang memalukan dalam menghadapi Iran sejak kemenangan Revolusi Islam dan berusaha untuk mengimbanginya dengan melakukan berbagai cara, kali ini melalui kampanye hitam oleh berbagai media main stream dan robot-robot media sosial mencoba menciptakan kerusuhan dan kekacauan di Iran.
- Kerusuhan baru-baru ini di Iran dengan memanfaatkan dalih kematian Mahsa Amini digunakan oleh para musuh untuk mencampuri urusan dalam negeri Iran dan memicu lebih banyak kerusuhan. Dalam kerusuhan baru-baru ini, para pemimpin politik AS, rezim zionis Israel dan sebagian Eropa bersama media mereka, menyalahgunakan insiden tragis yang telah diselidiki dengan mendukung kerusuhan di Iran. Padahal jutaan orang Iran muncul di jalan-jalan untuk mendukung negara mereka dan menentang kekacauan belakangan ini.
- Pihak musuh berusaha menjadikan Iran seperti Suriah, Libya, Yaman, Irak dan Afghanistan agar terjun dalam perang, akan tetapi berkat kesiagaan dan kewaspadaan masyarakat negara kami, mereka gagal mencapai tujuan jahatnya.