Agensi ini jadi bagian dari strategi global TikTok merekrut livestreamer dan mendorong pengguna menghabiskan lebih banyak waktu di aplikasi.
Algoritma TikTok menyarankan konten berdasarkan asal geografis nomor telepon pengguna, sehingga para perantara menyebut mereka lebih suka menggunakan kartu SIM Inggris.
Dikatakan oleh mereka bahwa orang-orang dari Inggris adalah pemberi hadiah yang paling dermawan.
Salah satu keluarga yang ikut dalam program TikTok ini adalah keluarga Mona Ali Al-Karim dan enam putrinya, setiap hari duduk di lantai tenda selama berjam-jam dan mengulangi beberapa frasa bahasa Inggris yang mereka ketahui: "Please like, please share, please gift."
Suaminya meninggal dalam serangan udara dan dia menggunakan streaming TokTok untuk mengumpulkan uang untuk operasi putrinya yang buta, Sharifa.
Hadiah yang mereka minta adalah hadiah virtual, tetapi biayanya sangat mahal dan dapat ditarik dari aplikasi sebagai uang tunai.
Pemirsa streaming langsung mengirim hadiah, mulai dari mawar digital, seharga beberapa sen, hingga singa virtual seharga sekitar 500 dollar AS untuk memberi penghargaan atau memberi tip kepada pembuat konten.
Selama lima bulan, BBC mengikuti 30 akun TikTok yang menyiarkan langsung dari kamp-kamp Suriah untuk orang-orang terlantar dan membangun program komputer untuk mengumpulkan informasi dari mereka, menunjukkan bahwa pemirsa sering menyumbangkan hadiah digital senilai hingga 1.000 dollar AS per jam ke setiap akun.
Namun, keluarga di kamp mengatakan mereka hanya menerima sebagian kecil dari jumlah ini.
Eksperimen dilakukan oleh BBC untuk melacak ke mana uang sumbangan itu pergi.
Salah seorang reporter BBC di Suriah menghubungi salah satu agen yang berafiliasi dengan TikTok mengatakan dia tinggal di kamp.
Dia kemudian memperoleh akun dan selanjutnya melakukan siaran langsung, sedangkan staf BBC di London mengirim hadiah TikTok senilai USD 106 dari akun lain.