Follow Us

Sosok Sayuti Melik, Menolak Jabatan Mentereng Meski Jadi Pengetik Naskah Proklamasi, 'Paling Lama 5 Atau 10 Tahun Lagi Saya Hidup, Saya Tak Mau Menodai Perjuangan Saya'

Dok Grid - Selasa, 15 Agustus 2023 | 11:42
Naskah proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik
ANRI

Naskah proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik

Sekali waktu dia dibentak oleh kapten kapal karena enggan menyerahkan tempatnya yang teduh dalam kapal untuk ternak-ternak.

Sayuti kemudian menetap di Semenanjung Malaya, bergerak di bawah tanah menjadi anggota Partai Komunis Malaya dan Ketua Liga Anti Imperialis Asia Tenggara. Kemudian ketahuan dandipenjarakan.

Tahun 1937 dia dibebaskan, tetapi diusir dari wilayah jajahan Inggris. Ternyata, Inggris sudah te-es-te (tahu sama tahu) dengan pemerintah Belanda. Buktinya sampai di Jawa Sayuti langsung dimasukkan ke penjara.

Baru tahun 1938 dia dibebaskan.

Terus dia ke Semarang dan bekerja sebagai penjual kain.

Di sana bertemu dengan Sulastri alias S.K. Trimurti, murid Bung Karno yang masa itu memimpin Majalah Suara Marhaeni.

Dalam penjara tahun 1937 Pak Sayuti merasa paling bahagia. Mengapa?

Karena dalam penjara dia merasa lebih bebas daripada di luar penjara. Bebas membaca buku, makan, tidur, berpikir.

Orang tua, saudara, sengaja tak dia pikirkan agar tidak menyedihkan hati. Malahan sekadar memberitahu mereka pun tidak.

Di Semarang ada Koran Sinar Selatan yang dipimpin oleh seorang Jepang, Hiraki namanya.

Pak Sayuti sering menulis tajuk untuk surat kabar tersebut. Akibatnya dia masuk penjara lagi.

Kemudian dia menerbitkan Majalah Pesat sampai tahun 1941. Dalam zaman Jepang ia masuk penjara lagi.

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest