Kala itu, setidaknya ada lebih kurang 200 rumah terkena dampak banjir bandang di wilayah tersebut.
Banjir bandang yang terjadi bermula karena hujan turun begitu deras, warga di sana terus mengamati ketinggian air banjir.
Karena kondisi tersebut warga pun sampai harus mengamati kondisi air setiap jam dari pukul 9 malam hingga 4 pagi.
Namun ketika pukul 4 pagi, hujan terus turun tetapi warga merasa semuanya akan baik-baik saja dan tidak akan terpengaruh.
Tanpa diduga, 25 menit setelah itu, air mulai masuk ke rumah-rumah warga dengan cepat dan tanpa peringatan sebelumnya.
Sosok pria paruh baya bernama Samsudin Omar yang juga dikenal sebagai “Apak” kemudian tampil menjadi pahlawan.
Saat itu dirinya mencoba untuk membangunkan semua orang dan mengevakuasi semua orang di sekitarnya.
Ditambah lagi sirine yang ada di lokasi rumahnya saat itu tengah tak berfungsi.
“Jika saya tidak ada di sana malam itu, saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi. Nyawa seseorang mungkin telah diambil karena air naik begitu cepat (meluap dan masuk ke rumah),” kata pria berusia 60 tahun itu.
Apak kala itu menerima telepon dari seorang teman pada pukul 04.10 waktu setempat yang memberi tahu dia bahwa sungai mulai meluap dan air sedang menuju ke arah mereka.