ConocoPhillips menyusul perusahaan besar lainnya yang memegang saham pengelolaan Natuna D Alpha seperti Total dan Chevron.
Selain itu,Shell juga dikabarkan mundur perlahan-lahan dari janji pengelolaan ladang gas Indonesia yang lain yaitu ladang gas Masela, yang didorong oleh Inpex Jepang.
Faktanya, walaupun ditemukan hidrokarbon di sumur Kuda Laut-1 dan Singa Laut-1 yang letaknya bersebelahan, mengolahnya sangat sulit.
Ada sumber daya sebesar 104 MMBOE (Millions of barrels of oil equivalent) yang didominasi gas tinggi kandungan kondensat.
Kandungan gas di Natuna D Alpha termasuk tiga besar yang menyokong produksi nasional di masa depan bersama Indonesia Deepwater Development (IDD) di Kalimantan dan Blok Masela di Indonesia Timur.
IDD menyimpan simpanan gas sebesar 2,66 TCF (trillion cubic feet/triliun kaki kubik), sedangkan Masela menyimpan 16,73 TCF dan Natuna menyimpan 49,87 TCF.
Hal itu membuat Natuna disebut menyimpan cadangan gas terbesar, bahkan potensinya mencapai 222 TCF.
Tetapi dalam perjalanannya,terdapat kendala dalam hal mengolahkandungan karbon dioksida yang mencapai 71%.
Hal ini menyebabkan biaya produksi membengkak, biasanya kandungan karbon dioksida maksimum pada blok migas hanyalah 35%.
Jika dikerjakan sembarangan maka kandungan karbon dioksida bisa dilepas dengan sembarangan ke bumi dan menyebabkan bertambahnya emisi karbon dioksida di muka bumi. (*)