Selain itu, varian baru yang teridentifikasi pada 10 kasus di tiga negara ini, yakni Afrika Selatan, Inggrism dan Skotlandia, juga memiliki kemampuan menghindari kekebalan tubuh untuk melawan Covid-19.
Ahli biologi molekuler Ahmad Utomo menyebutkan, sebenarnya jumlah mutasi yang ditemukan di gen tanduk (spike) protein varian Omicron ada 32, sementara di gen yang sama varian delta ada 8.
Baca Juga: Covid-19 Jenis Baru Kembali Muncul di Dunia, Disebut Varian Lambda
Mutasi yang banyak pada spike protein ini dianggap mengkhawatirkan, karena spike protein adalah bagian dari virus yang digunakan sebagian besar vaksin untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh melawan Covid-19.
Hal ini membuat penularan infeksi virus corona SARS-CoV-2 varian baru B.1.1.529 Omicron lebih cepat 400 persen atau 4 kali lipat dibandingkan dengan infeksi penularan varian delta.
Ini juga artinya, varian baru Omicron 500 persen atau 5 kali lipat lebih cepat dibandingkan virus asli yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China.
"Memang diduga menular lebih cepat, namun angka persisnya masih menunggu investigasi lebih lanjut," kata dia.
Adapun para ahli yang melakukan penelitian terkait varian baru, tergabung dalam kelompok ahli independen bernama Kelompok Penasihat Teknis tentang Evolusi Virus SARS-CoV-2 (TAG VE).
Menyadari kondisi saat ini masih mengkhawatirkan, karena banyak hal yang belum diketahui secara pasti akibat infeksi varian baru B.1.1.529 Omicron ini, Dicky merekomendasikan untuk mempertimbangkan enam hal berikut sebelum bepergian selama libur Natal dan Tahun Baru (nataru) mendatang.
1. Batasi mobilitas
Dicky berkata, meskipun kasus infeksi varian baru Omicron belum masuk ke Indonesia, tetapi bukan berarti masyarakat bisa menganggap sepele peringatan dini penularan infeksi yang bisa terjadi.