Mengutip dari Intisari-Online yang melansir dari Financial Times, parapejabat pertahanan AS, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa senjata hipersonik China meluncurkan rudal udara-ke-udara untuk mengalihkan perhatian sistem pencegat.
"Rudal yang diluncurkan dapat membingungkan pertahanan musuh," katanya.
"Sementara itu, senjata hipersonik akan mendekati target. Senjata yang terbang di sekitar Bumi dirancang untuk mengejutkan target, jadi tidak perlu dan boros untuk meluncurkan rudal udara-ke-udara," kata pejabat itu.
"Saya berasumsi itu adalah umpan untuk mengalihkan perhatian sistem pencegat jarak jauh. Rudal yang diluncurkan dari senjata hipersonik bahkan dapat mengenai rudal pencegat," kata Joshua Pollack, pakar di James Martin Center for Non-Proliferation Research.
Salah satu petinggi militer yang menjabat sebagai wakil ketua Kepala Staf Gabungan AS,Jenderal John Hyten mengatakan bahwa dalam 5 tahun terakhir kemajuan China cukup mengkhawatirnya.
Bagaimana tidak, Tiongkokmampu melakukan ratusan uji coba rudal hipersonik, sedangkan AS hanya melakukan 9 uji coba rudal hipersonik.
Baca Juga: Rudal Hipersonik China jadi Ancaman Baru, Jenderal AS Terang-terangan Akui Tak Bisa Remehkan
Selain itu, China telah berhasil mengerahkan senjata hipersonik jarak menengah, sementara AS masih beberapa tahun lagi untuk melengkapi senjata pertama.
Kemampuan untuk meluncurkan rudal dari senjata hipersonik adalah sesuatu yang tidak pernah ditunjukkan oleh Rusia maupun Amerika Serikat sebelumnya.
Tapi kemajuan persenjataan China dikatakan tak diimbangi dengan pertahanan mereka yang disebut masih di bawah AS maupun Rusia.
Salah satunya China masih tertinggal dari AS dalam hal pengembangan pertahanan rudal balistik (BMD).